Lihat ke Halaman Asli

Choli Fatul Nabila

Mahasiswa PPG Prajabatan-Bahasa Indonesia

Semarak Kirab Budaya SMA N 7 Yogyakarta dalam Memperingat HUT Yogyakarta Berlangsung Meriah

Diperbarui: 7 Maret 2024   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok SMA N 7 Yogyakarta 

Kamis, 07 Maret 2024 dalam rangka memperingati hari jadi kota Daerah Isrimewa Yogyakarta ke -269 SMA N 7 Yogyakarta ikut menyemarakkan dengan pentas kirab budaya dengan tema "Nguri-uri Budaya Jawi". 

Seluruh peserta yang mengikuti kegiatan kirab budaya ini berjumlah 570 peserta kelas x dan XI, guru, kariawan, serta Mahasiswa PPL Pendidikan Profesi Guru dari Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sanatadharma, dan Universitas Negeri Yogyakarta. Berbagai kostum dan icon bernuansa Jogja serta wayang dikenakan guna menyemarakkan acara tersebut.

Pembukaan kirab budaya sendiri di awali dengan apel yang dipimpin oleh Ibu Tutik Sunarti, S.Pd., M.Pd selaku kepala sekolah SMA N 7 Yogyakarta. Melalui pidatonya beliau menyampaikan bahwa menjaga dan melestarikan budaya Jogjakarta adalah suatu bentuk mencintai budaya daerah. 

Menerapkan bahasa jawa dan juga unggah ungguh yang telah diajarkan oleh nenek moyang terdahulu harus diterapkan dimulai dari lingkungan sekitar dan juga sekolah agar tetap lestari.

Dok SMA N 7 Yogyakarta 

Kegiatan kirab budaya diikuti kelas X dan juga XI yang mana setiap kelas memiliki icon yang dijadikan simbol seperti wayang Petruk, Gareng, Bagong, Pandawa Lima, dan lain-lain. Kekompakan, kreativitas, dan juga kebudayaan yang diangkat setiap kelas akan dinilai dalam lomba seni pada saat parade kirab berjalan. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kreativitas siswa serta melatih kerjasama dalam kelompok secara kompak, adil, dan toleransi.

Pelaksanaan parade kirab budaya dimulai dari rute halte sebelum pojok beteng kulon, swalayan maga, plengkung gading, dan kemudian berakhir di SMA N 7 Yogyakarta. 

Di awal barisan diisi oleh bregodo (tentara jawa) yang diperankan oleh siswa, kemudian dibaris kedua tedapat musik karawtitan yang diikuti oleh barisan bapak/ibu guru karyawan, dan terakhir adalah barisan icon dari seluruh kelas yang mengikuti kirab. 

Pada saat parade berjalan seluruh mata tertuju pada tampilan unik yang disajikan para peserta, banyak pejalan kaki, warga sekitar, dan pengendara turut mengabadikan kirab budaya tersebut. 

Berbagai icon yang ditampilkan menjadi daya tarik tersendiri sehingga kirab budaya menjadi berkesan dan juga unik. Alunan karawitan juga turut memeriahkan suasana menjadi lebih hidup dan juga menambah kesan budaya Jogja yang khas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline