Salah satu hobi saya adalah membaca buku, saya seringkali mengisi waktu luang saya dengan membaca buku, buku yang biasanya saya baca adalah buku fiksi, namun kali ini saya mencoba hal yang berbeda dengan membaca buku yang berjudul Time Is Money karya Yoris Sebastian.
Di sampul buku ini, dari tampak depan, terdapat tulisan "Time is more valuable than money" yang berarti waktu lebih nerharga dibandingkan dengan uang. Saya tertarik untuk membaca buku ini sebab saya sering sekali menunda-nunda waktu untuk melakukan suatu kegiatan, seperti menunda mengerjakan tugas, menunda pekerjaan rumah, dan banyak hal lainnya.
Sekarang, ayo kita bahas buku ini. Sedari kecil orangtua saya sering berkata "waktu adalah uang" namun di buku ini dijelaskan bahwa kata-kata tersebut harus direvisi menjadi "Time is more valuable than money". Uang bisa dicari jika hilang, tetapi jika waktu yang hilang maka ia tidak akan pernah kembali, saat saya membaca kalimat tersebut, saya langsung terpukul, sebab saya tersadar bahwa dengan waktu yang saya sia-siakan untuk menunda-nunda pekerjaan saya, saya tidak mendapat apa-apa, sedangkan jika saya menggunakan waktu tersebut dengan bijak saya bisa saja menghasilkan uang.
Waktu diibaratkan seperti anak panah yang terus meluncur dengan lurus dan tidak bisa kembali, tentu setinggi apapun jabatan kita, sebanyak apapun kekayaan kita, kita tidak akan pernah bisa menambah waktu. "Money Cannot Buy Time", kita semua diberi Tuhan waktu yang sama yaitu 24 jam, yang membedakan kita dengan orang lain adalah, apakah kita telah memanfaatkan waktu dengan bijak?
Oleh sebab itu, marilah kita semua mulai memanfaatkan waktu sebijak-bijaknya sebab waktu tidak akan pernah kembali dan hidup akan terus berjalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H