"Life should be pleasent today and everyday"
(Shenar, panci listrik multifungsi)
Untunglah kita hidup di zaman moderen, bukan di zaman Flintsone dimana api dibuat dengan cara menggosokkan batu di atas rumput kering. Jadi ketika kita ingin memasak, kita tinggal memutar kenop gas atau mencolokkan steker peralatan memasak ke stop kontak. Syaratnya cuma sau, tabung gas tidak kosong atau aliran listrik tidak padam karena menunggak rekening listrik PLN!
Sudah lama saya ini "tidur tak nyenyak makanpun tak kenyang" tersebab khawatir akan kolesterol yang meninggi. Maklum di masa pandemi ini, kecemasan meningkat yang berujung pada peningkatan nafsu makan. Sayapun sering memesan makanan lewat online.
Nah umumnya makanan pada zaman kiwari diolah dengan cara yang kurang sehat pula. Salah satunya dengan cara pemakaian minyak dan msg/micin yang berlebihan untuk membuat rasa enak di lidah.
Makanan yang mengandung banyak micin biasanya menimbulkan sensasi kering di tenggorokan dan rasa haus yang terus menerus. Enak di lidah tapi sengsara di kerongkongan.
Kebetulan beberapa waktu lalu saya membeli sebuah panci listrik multifungsi dari Tokopedia. Biasa, saya ketularan sifat ibu-ibu yang awalnya iseng lirik-lirik, lalu pencet dan esoknya tiba-tiba "abang kurir" berteriak di depan gerbang, "Paket!"
Awalnya saya agak kecewa melihat tampilan panci yang bentuknya seperti gayung besar tersebut. Akan tetapi harga tidak pernah menipu penampilan! Harga seratus ribuan memang sesuai dengan material dan tampilan dari "gayung" tersebut.
Namun menurut si djantoeng hati panci listrik ini asik sekali. Ukurannya compact sehingga bisa di simpan di dalam koper dan dibawa traveling. Kukusannya ada pula sehingga bisa dipakai untuk menghangatkan bakpao atau makanan lainnya. Panci ini bisa pula berfungsi seperti jar listrik, pemanas air untuk membuat kopi misalnya.
Sayapun akhirnya merasa puas dengan panci listrik ini. Akan tetapi karena situasi tidak kondusif dimana pemerintah menerapan PPKM level empat, maka panci inipun disimpan di gudang.
Lha, boro-boro mau traveling, mau maen ke warung sebelah juga dibatasi. Suasana Indonesia memang mencekam. Apalagi jam malam diberlakukan pula. Situasinya jadi mirip-mirip dengan zaman pra-kemerdekaan dulu. "Belanda memang masih jauh, tapi para pemuda sudah bertekad ingin segera merdeka!"
Beberapa waktu lalu saya beberes gudang dan kembali menemukan panci listrik tadi. Hati saya kemudian tergugah ketika membaca sepotong kalimat pada tubuh panci yang berbunyi, "Life should be pleasent today and everyday."