Lihat ke Halaman Asli

Reinhard Hutabarat

TERVERIFIKASI

Penikmat kata dan rasa...

"Di-Ghosting?" Sakitnya Tuh di Sini, Bukan di Sana...

Diperbarui: 27 Februari 2021   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi patah hati, sumber gambar via tribunnews

Aih, ini cerita masa lalu semasa masih remaja. Ceritanya, adalah tiga cowo tulen (salah satunya aku sendiri) asli, bukan KW, berstatus jomlo, sedang mencari pasangan di seputaran sebuah SMA.

Temanku itu bernama Indra dan satunya lagi John, yang kemudian kami dapuk menjadi jubir (juru bicara) kelompok separatis jomlo. Sedangkan aku sendiri, sidang pembaca yang budiman pastinya sudah tahulah namaku...

Setelah berpura-pura menanyakan nama seorang guru yang memang tak pernah mengajar di sekolah itu, kami kemudian berkenalan dengan seorang cewe yang terhitung manis, bernama Siska.

Ternyata Siska ini termasuk berpengaruh juga diantara teman-temannya. Dalam beberapa hari saja, kami kemudian sudah akrab dengannya.

Sidang paripurna kemudian digelar dengan tajuk, adakah yang berminat dengan Siska?

Rupanya kami itu kompakan sambil malu-malu kucing, berharap Siska akan memperkenalkan teman-temannya kepada kami. Apalagi menurut Siska sendiri, teman-temannya itu cakep-cakep semua.

Walaupun begitu, kami tetaplah menjunjung tinggi prinsip kaum lelaki, "Tak ada rotan akar pun jadi" Artinya Siska tetaplah masuk skuat pemain walaupun sementara ini duduk di bangku cadangan...

Apa yang dikatakan Siska bukanlah isapan jempol. Teman-temannya itu memang cakep dengan kecantikan natural. Makannya tidak banyak lagi, terasa pas buat ukuran kantong anak remaja.

Setelah beberapa kali makan baso di depan sekolahan, kami kemudian akrab dengan lima orang cewe.

Kami mahfum, tanpa bantuan Siska kami tak akan mungkin bisa melangkah lebih jauh lagi. Sekali Siska mengatakan hal buruk tentang kami, maka satpam sekolahan pun mungkin sudah langsung mengusir kami ketika ia mengendus aroma tubuh kami dari kejauhan.

Tidak percuma kami memilih John menjadi pemimpin. Ia rupanya sudah mengambil sikap, yang penting kami berdua "selamat dulu," setelah itu barulah ia membahas kepentingannya dengan Siska.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline