Fans Liverpool bersorak kegirangan ketika Thiago Alcantara akhirnya memutuskan berlabuh di Liverpool. Sebagai catatan, Thiago yang mantan pemain Barcelona itu adalah salah satu kunci kesuksesan Bayern Munchen merajai Bundesliga beberapa musim terakhir. Thiago diharapkan bisa menjadi jenderal lapangan tengah Liverpool karena ia adalah salah satu dari sedikit pembagi dan pengendali bola terbaik di dunia.
Thiago mirip seperti Fernandinho yang juga kebetulan sama-sama berdarah Brasil dan berada di posisi yang sama pula. Sama seperti Fernandinho, Thiago selalu menjadi pemain yang paling banyak menyentuh bola dalam satu pertandingan.
Kelebihan Fernandinho adalah ia lebih kuat bertahan dan bisa menjadi seorang bek tengah. Sedangkan kelebihan Thiago adalah ia lebih kuat dalam menyerang dan bisa menjadi pemain bernomor 10 di belakang penyerang tengah.
Penulis baru menyadari, kalau Firmino berfungsi sebagai striker false 9, maka peran itu sebenarnya tumpang tindih dengan peran Thiago. Kecuali kalau Liverpool berhadapan dengan tim tangguh di mana Liverpool butuh pertahanan beberapa lapis untuk meredam serangan cepat lawan.
Akan tetapi trio lapangan tengah Liverpool selama ini kan canggih sekali. Walaupun bukan pemain bintang, tetapi mereka ini bisa berperan sebagai gelandang bertahan dan bek dengan sama baiknya. Dan ini sudah dibuktikan dalam beberapa tahun terakhir.
Lini tengah Liverpool itu memang sulit ditembus. Namun, karena Liverpool memasang garis pertahanan tinggi, maka ada jarak yang cukup jauh antara bek dengan gelandang.
Pada laga Liverpool vs MU pada pekan ke-18 kemarin, celah itu beberapa kali coba dimanfaatkan Rashford. Sayangnya ia terus terkena offside.
Sebaliknya MU memasang garis pertahanan super rendah, akibatnya ada jarak yang jauh antara gelandang dengan penyerang. Itulah sebabnya Rashford dan Martial pun menjadi terisolasi di depan.
Namun dalam laga MU vs Liverpool jilid II pada Piala FA kemarin, pertahanan MU dan Liverpool begitu gampang dijebol.
Dua kali crossing Rashford ke Greenwood, dan sebaliknya, berhasil menembus perangkap offside Liverpool. Kali ini Liverpool kena batunya, gawang Alisson jebol dua kali.
Ole yang belajar dari pertemuan pertama, kemudian mengembalikan Rashford ke posisi semula. Rashford kemudian berhasil mematikan Arnold, dan mengingatkan Arnold bagaimana caranya melakukan crossing yang baik dan benar.