Lihat ke Halaman Asli

Reinhard Hutabarat

TERVERIFIKASI

Penikmat kata dan rasa...

Sewu Kutho (Tribute to Lord Didi Kempot)

Diperbarui: 12 Mei 2020   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Stasiun Solo Balapan, sumber : mediaindonesia.com

"Ada dua hal yang kusesali dalam hidup ini. Mencintai orang yang mengabaikanku... dan mengabaikan orang yang mencintaiku!"

Hujan deras membasahi Stasiun Balapan sejak siang tadi. Andi meremas lembut tangan Retno yang memegang traveling bag-nya.

"Sudah ya, aku jalan ya, hati-hati ya di" kata Retno sambil tersenyum kecil.

Tapi sepertinya Andi sulit melepaskan cengkeramannya dari tangan Retno.

"Udah ah" kata Retno sambil mengecup pipi Andi, untuk kemudian berlari memasuki peron.

Andi hanya bisa terpana. Belum pernah rasanya Retno berani menciumnya di tempat umum.

Namun itulah kecupan terakhir dari Retno. Stasiun Balapan kemudian menjadi saksi kepergian Retno untuk selamanya. Inilah rupanya akhir dari kisah cinta mereka berdua.

Cinta Andi dan Retno akhirnya kandas gegara Retno menikah dengan Pram di Jakarta, dan sejak itu ia pun tak pernah lagi kembali ke Solo.

Pram dan Retno memang sudah dijodohkan oleh keluarga sejak mereka masih kecil. Andi juga mengetahuinya. Namun Retno pergi tanpa pamit darinya...

Padahal rencananya Retno balik ke Jakarta hanya untuk liburan semester saja. Eh, gak taunya malah menikah.

Aih, kecupan itu rupanya sebagai tanda perpisahan untuk selamanya. Duh Gusti, Andi ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Retno cidro janji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline