Entah apa yang dirasakan fans Aston Villa yang memenuhi stadion Villa Park, Birmingham pada Sabtu 2 Nopember kemarin. 86 menit sudah waktu berlalu, dan Aston Villa unggul 1-0 atas juara Liga Champion 2018/2019, Liverpool, berkat gol semata wayang dari Trezeguet pada menit ke-21.
Sepanjang babak kedua Liverpool nyaris mengurung Aston Villa di area pertahanan mereka sendiri. Tampaknya gol hanya menunggu waktu saja. Namun dewi fortuna masih memihak tuan rumah.
Sebenarnya pada babak pertama Liverpool berhasil mencetak gol ke gawang Aston Villa. Sebuah gol dari Firmino berkat asis Mane, akhirnya dibatalkan berkat "pertolongan" VAR yang menyatakan kalau Firmino berada dalam posisi offside.
Keputusan itu kemudian menjadi kontroversi karena posisi kaki Firmino sebenarnya sejajar dengan kaki pemain lawan. Tapi menurut wasit, kaki Firmino memang tidak offside, melainkan ketiaknya! Hahahaha...
Fans Aston Villa kini sibuk merapal doa sambil berharap agar waktu kiranya cepat berlalu. Sementara fans Liverpool hanya bisa termangu, Inikah akhir dari penantian itu? Mungkin inilah saatnya Liverpool mengalami kekalahan untuk pertama kalinya di Liga Primer, sejak mereka dikalahkan Manchester City 2-1 pada 3 Januari 2019 lalu.
Namun, ucapan khas dari Cak Lontong, "Inilah yang saya khawatirkan..." itu pun menjadi kenyataan.
Sebuah crossing indah dari Sadio Mane ke arah tiang jauh disisi kanan kiper Tom Heaton, disambut dengan tandukan keras oleh bek kiri Andrew Robertson, gol! Aston Villa 1 Liverpool 1.
Fans Liverpool berteriak kegirangan. Kalaupun tidak mampu membawa tiga angka, setidaknya tim kesayangan mereka itu masih mampu mendulang satu angka, plus belum lagi terkalahkan.
"Lagu kebangsaan" You never walk alone, kemudian membahana menyelimuti Villa Park Stadium.
Para pemain Liverpool kian bersemangat untuk menyerang. Skema normal 4-3-3 kemudian berubah menjadi 1-1-5-3, dengan meninggalkan Dejan Lovren sendirian menjadi bek, van Dijk sendirian menjadi gelandang bertahan, dan sisanya menggempur pertahanan Aston Villa.
Di masa injury time, sebuah tendangan bebas Alexander Arnold nyaris merobek gawang Heaton, tapi sang kiper berhasil menepisnya untuk kemudian menghasilkan tendangan penjuru.