Pada mulanya bumi masih gelap, dan tuyul pun berkeliaran dimana-mana. Berfirmanlah sang Khalik, "Jadilah terang, maka berdirilah PLN"
Pada hari Minggu kemarin, Jakarta dan sebagian Jawa dilanda kegelapan total akibat gangguan pada transmisi SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) 500KV Ungaran-Pemalang, yang menyalurkan listrik dari Jawa bagian Timur ke Jakarta dan Jawa bagian Barat.
Kebetulan jaringan listrik Jawa-Bali itu sudah terkoneksi. Artinya pembangkit listrik dari Jawa Timur bisa menyuplai listrik ke Jakarta dan sebaliknya juga.
Penyebab dari blackout (padamnya listrik) ini sendiri awalnya masih simpang siur. Ada yang menduga sabotase, mungkin oleh "asing-aseng", tapi yang pasti bukan oleh tuyul.
PLN kemudian menjelaskan kalau terdakwanya adalah pohon sengon. Walaupun pohon sengon ini sebenarnya tidak bersentuhan langsung dengan kabel, tapi karena jaraknya cukup dekat, apalagi ketika hujan dan angin kencang misalnya, bisa saja menimbulkan lompatan rindu, eh lompatan listrik, sehingga tegangan listrik di SUTET langsung seketika drop.
Pertanyaan pentingnya kemudian adalah, Mengapa "Risma harus diajakin ke Jakarta?" eh mengapa listrik dari Surabaya harus di kirim ke Jakarta?
Nah kalau kita telisik lebih jauh, ternyata pembangkit listrik di JawaTimur itu cost-nya lebih murah daripada pembangkit listrik di Jakarta. Maaf, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan anggaran sampah Surabaya yang jauh lebih murah daripada Jakarta itu ya....
Sebagian besar pembangkit listrik di Jawa Timur adalah PLTU berbahan bakar batu bara yang bahan bakunya melimpah dan murah.
Sementara pembangkit listrik di Jakarta (Muara Karang dan Muara Tawar) adalah PLTG berbahan bakar gas yang harganya mahal. Itulah sebabnya listrik dari Surabaya dikirim ke Jakarta melalui SUTET tadi.
Nah karena bos PLN itu tadinya seorang bankir, maka manajemen setrum ini pun dibuat ala bank juga. Tolok ukurnya adalah Neraca dan Laporan Rugi/laba.
Jadi sebagai BUMN, PLN itu harus profit oriented juga. Dari segi efisiensi, strategi PLN ini memang sudah tepat.