Lihat ke Halaman Asli

Reinhard Hutabarat

TERVERIFIKASI

Penikmat kata dan rasa...

Gelombang Teror Ramadan, Dari Baghdad Hingga Teheran

Diperbarui: 9 Juni 2017   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : ArrahmahNews

Serangan teror ganda menyerang gedung Parlemen Iran dan Makam Pemimpin Revolusi Iran, Ayatollah Rohulla Khomeini di kota Teheran, Iran pada Rabu 7/6/2017 kemarin. Pemerintah Iran dalam laporan terakhirnya menyebut 17 orang tewas dan puluhan lainnya terluka atas serangan biadab tersebut. Serangan teror oleh kelompok ISIS di gedung parlemen terjadi ketika empat orang bersenjata berhasil menerobos masuk ke dalam gedung lalu menyerbu dan menembaki massa dengan senapan serbu.

Salah satu dari teroris itu kemudian meledakkan diri di dalam gedung saat sejumlah polisi yang didukung oleh helikopter dan para sniper mulai melakukan pengepungan. ISIS juga menyatakan bahwa serangan ke makam Khomeini, yang berjarak sekitar 19 km dari gedung parlemen Iran itu, dilakukan oleh dua orang “pengantin” bom bunuh diri. Kedua pengantin tersebut kemudian “terbang ke surga” tak lama setelah penyerangan di gedung parlemen dimulai.

Adakah kaitan peledakan bom ini dengan krisis yang sedang berlangsung di Qatar? Salah satu penyebab ketegangan di Teluk pasca gejolak Arab spring adalah akibat semakin mesranya hubungan Qatar dengan Iran. Qatar yang pragmatis terlihat seperti bermain dua kaki. Iran adalah seteru utama Arab Saudi dan Amerika Serikat. Hubungan Arab-Qatar adalah “dekat di mata jauh di hati” Sementara Pangkalan udara militer Amerika Serikat pun berada di Qatar. Ketika Qatar kemudian melirik Iran, maka musibah pun segera menghampiri...

***

Serangan di Teheran ini adalah serangan pertama kali yang diklaim ISIS terhadap Iran. Kelompok ISIS yang diperangi oleh Iran di Suriah, kini mulai melakukan serangan balasan lewat aksi penyerangan bersenjata dan teror bom bunuh diri langsung ke jantung kehidupan pemerintah Iran, yaitu kota Teheran. Pemilihan target sasaran juga mengandung makna filosofi yang tinggi. Gedung Parlemen adalah simbol dari representatif seluruh rakyat Iran. Makam pemimpin Besar Revolusi yang juga Imam Besar Iran, Ayatollah Rohulla Khomeini, memiliki nilai sprituil yang tinggi bagi seluruh rakyat Iran yang menganut mazhab Syiah itu.

Jadi maksud dan tujuan dari aksi teror ISIS ini adalah untuk menakut-nakuti, menghinakan rakyat dan pemerintah, dan juga agar rakyat Iran kehilangan kepercayaan kepada pemerintah karena tak mampu melindungi mereka dari serangan pihak asing. Apalagi Iran baru saja berhasil menggelar pemilihan presiden, dimana Hassan Rouhani terpilih menjadi presiden untuk kedua kalinya. Berhasilkah aksi teror ISIS yang untuk pertama kalinya ke Iran ini?

Untuk menarik perhatian, iya. Akan tetapi aksi ini adalah sebuah aksi lelucon “membangunkan macan tidur!” Aksi teror ISIS ini tak lebih seperti aksi bom panci yang menyerang polisi di Kampung Melayu kemarin. Posisi ISIS yang semakin terdesak di Timur Tengah membuat mereka semakin frustasi dengan bertindak konyol dan brutal. Komando Garda Revolusi Iran (IRGC) langsung merespon dan menuding Arab Saudi dan Amerika Serikat berada dibalik serangan teror di Iran. IRGC berjanji akan membalas dendam atas serangan yang membunuh 17 orang dan melukai puluhan orang lainnya tersebut.

Sebelumnya, dalam memasuki bulan suci Ramadan ini, dunia dikejutkan dengan gelombang aksi teror ISIS yang dimulai dari Baghdad pada 30 Mei 2017 lalu. 27 orang tewas dan 40 orang lainnya terluka saat sebuah bom meledak di luar sebuah toko es krim di kota Baghdad, Irak. Pihak yang berwajib mengatakan bom berasal dari sebuah mobil yang melintas di kawasan tersebut pada Selasa dini hari 30 Mei 2017 itu.

Keesokan harinya, Rabu 31 Mei 2017, sebuah bom mobil bunuh diri menghantam pusat diplomatik di Kabul, Afghanistan yang menewaskan 150 orang dan melukai 413 orang lainnya. Tiga hari kemudian, 3 Juni 2017, sebuah ledakan terjadi pada sebuah iring-iringan pemakaman jenazah pemimpin demonstran Afghanistan, Salem Izdiyar di Kabul, Afghanistan. Ledakan tersebut menewaskan sekurangnya 7 orang dan melukai 119 orang lainnya.

Aksi teror kemudian beralih ke Eropa. Kota London, Inggris diguncang aksi teror yang terjadi di London Bridge dan Borough Market pada 3 Juni 2017 kemarin. Insiden pada kedua tempat tersebut menewaskan 7 orang dan melukai 30 orang lainnya. Aksi teror kemudian beralih lagi ke Australia. Seorang tentara ISIS membunuh satu orang warga dan melukai tiga orang polisi di Buckingham Serviced Apartements, Brighton, Victoria, Melbourne pada 5 Juni 2017 kemarin.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline