Lihat ke Halaman Asli

Reinhard Hutabarat

TERVERIFIKASI

Penikmat kata dan rasa...

Misteri 30 S 1965

Diperbarui: 26 Juli 2016   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : sp.beritasatu.com

Walaupun sudah lima puluh tahun berlalu, namun kisah magis ini masih tetap menyimpan misteri. Apakah terlalu susah untuk menyingkapkan misteri dari kisah nyata ini? Sebenarnya tentu saja tidak! Saksi hidup, tulisan-tulisan penting baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri tentu saja bisa dijadikan referensi.

Badan Intelijen Negara tentu saja tidak akan terlalu sukar untuk mengumpulkan data-data penting termasuk forensik bila diperlukan. Akan tetapi akan timbul pertanyaan besar. Akankah mereka meliris suatu pernyataan yang sesuai dengan data yang mereka miliki?

Lazimnya seperti dibeberapa negara yang “diliputi misteri” kasus ini lebih banyak muatan politisnya, sehingga terasa sukar untuk diungkapkan.

Pro dan kontra mengenai sikap pemerintah untuk meminta maaf kepada korban dan keluarganya akibat genosida ini menambah runyam suasana. Bagi orang-orang yang lahir atau belum dewasa ketika peristiwa ini berlangsung, terasa agak sukar untuk memahami karena “Apa yang tersirat jauh melebihi daripada yang tersurat!”

Tidak ada data yang valid atas apa yang sebenarnya terjadi dan berapa korban yang jatuh. “Semuanya tersembunyi dalam misteri kebisuan” Ketika kita berdiri pada posisi pro, sebagian orang berteriak betapa kejamnya PKI terhadap para pahlawan Revolusi dan atas peristiwa Madiun 1948. Ketika kita berdiri pada posisi kontra, sebagian orang berteriak betapa kejamnya perlakuan pemerintah terhadap jutaan orang yang dituduhkan terlibat G30S-PKI.

Selain peristiwa Genosida yang angkanya konon berkisar satu juta jiwa tersebut, ribuan orang terpenjara di pulau Buru tanpa pernah diadili. Ada ribuan “Eksil” WNI yang berada diluar negeri ketika sedang studi atau bekerja, dalam sekejab menjadi “stateles” alias warga tanpa tanah air, karena paspornya dicabut pemerintah.

Ahirnya kita hanya bisa mereka-reka dan berusaha mencari data dan kebenaran yang mungkin saja bisa diperdebatkan. Saya pribadi tidak melihat peristiwa ini dalam satu bahagian utuh, tetapi membaginya dalam tiga bahagian yang terpisah. Pertama, Jaman pra kemerdekaan sampai peristiwa Madiun 1948. Kedua, Peristiwa G30S. Ketiga, peristiwa dimulainya Genosida dan pembersihan politik. 

Pertama, Jaman pra kemerdekaan

Salah satu kekuatan utama dalam menentang kolonialisme diseluruh dunia adalah partai Komunis dengan kaum proletarnya. Paham komunis yang sekilas mirip dengan paham Sosialis ini merambah keseluruh dunia. Komunis sangat dibenci kolonial dengan paham Liberalismenya, karena mereka sangat radikal, militan dengan basis utamanya kaum tani dan buruh.

Dalam masa pra kemerdekaan, kaum komunis juga berambisi untuk ikut mengambil alih dan terlibat dalam pemerintahan. Kaum komunis sudah lama mengamati kemunduran kekuatan Jepang di Asia-pasifik, akan tetapi mereka kalah cepat dengan kaum Nasionalis. Itulah sebabnya peristiwa Madiun terjadi. Akan tetapi PKI menyebut pemberontakan Madiun oleh Musso cs itu dilakukan oleh Komunis palsu/Komunis Ilegal yang tidak sabar ingin berkuasa, dan tidak sesuai dengan doktrin komunis sejati.

Namun peristiwa Madiun itu meninggalkan luka yang sangat dalam bagi rakyat Indonesia, karena PKI dianggap “menggunting didalam lipatan” Justru disaat seharusnya seluruh penduduk berjuang bersama menghadapi KNIL/Agresi Belanda, malah PKI melakukan kudeta berdarah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline