Lihat ke Halaman Asli

Reinhard Hutabarat

TERVERIFIKASI

Penikmat kata dan rasa...

Casting

Diperbarui: 2 Juni 2016   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : sanggarananda.net

Pagi itu Alex yang bukan Komang tersenyum sumringah, dia berusaha tersenyum semanis mungkin. Gigi putihnya tersusun rapi mempesona, itulah yang membuat Mimi klepek-klepek kepadanya. Dia merasa seharusnya orang-orang lain juga begitu, ya setidaknya sebagianlah, koreksinya. Sekarang dia sudah siap lahir batin. Dengan ditemani Mamat dia akan mengikuti casting Aktor Figuran film bertajuk “Drakula Monas vs Simanis jembatan Ancol “ produksi PT. Angin Ribut Film Intercine.

Tiba dilokasi casting ternyata sudah ramai sekali peserta, seperti orang antrian sembako. “Waduh apa-apan nih, ini orang-orang pada nyadar gak sih! Eh ada Asep, tukang mie ayam di gang belakang kos-kosannya ikutan casting juga..“, dia tersenyum mengejek lalu memakai kaca mata “cengdemnya” sambil duduk dikursi.

Tanpa sengaja kakinya mengenai kursi depan. Tak dinyana cewe yang didepan langsung berdiri dan marah, “Apaan sih..lu buta ya! Makanya buka tuh cengdemnya.. emangnya lu mau ngelas teralis apa..? “Busett, galak amat nih cewe, coba aja ntar kalo gua uda jadi aktor... tuh kaki bakalan lu uber-uber pengen lu pelukin!” bisiknya dalam h

Sudah tiga jam berlalu Alex belum dapat giliran juga. Mamat uda bosan duduk, dia pergi minum es dawet sambil ngobrol dengan tukang koran. Bosan duduk, Alex kemudian pergi mencoba ngobrol dengan kru film yang lagi santai.  “Siang oom..lagi nyantai ya..” katanya ramah.

“Mau ikutan casting.?“ kata si oom, di atas saku bajunya tertulis Joni. “Iya oom Jon, lagi ngantri, ternyata banyak yang ikutan juga ya oom ” Alex mencoba sok akrab.

“Nah.. yang penting kunci menjadi aktor itu, adik harus tenang dan rileks. Usahakan senyaman mungkin..dan fokus.. ya fokus. Ingat script-nya, biarkan dialognya mengalir lancar tanpa sekat, usahakan senatural mungkin, tatap mata lawan main kita, usakan ada chemistry diantara kalian, nanti auranya akan muncul sendiri. Makin sering main, otomatis makin lancar, itulah pengalaman saya 20 tahun didunia perpiliman“ kata oom Jon.

Tidak terasa sejam mereka ngobrol ketika nama Alex dipanggil masuk. Dia diberi waktu 10 menit untuk menghafal dialog dan mempersiapkan diri. Ketika dia masuk ke ruangan casting, dia melihat seorang wanita cantik duduk diatas kursi rendah. Ya, dia ingat wajah  artis ini. Tapi wajahnya jauh lebih cantik dari yang dilihatnya di tv, berbeda dari bayangannya.       

Kata orang-orang, artis itu wajahnya biasa-biasa saja. karena di make-up lah wajahnya jadi jauh lebih cakep. Ini koq terbalik ya. Artis ini selain cantik, kulitnya putih, bodynya juga aduhai. Dia memakai rok pendek ketat sambil menyilangkan kaki putih mulusnya. Dia memakai baju putih tanpa lengan dengan dua kancing atas dilepas, dan sepertinya tidak memakai bra.

Alex mulai gugup, kancing kemeja yang terbuka dan rok ketat yang pendek bingits itu sangat mengganggu konsentrasinya. Terdengar aba-aba “5,4,3,2,1... take..” Alex bengonggg... “Hei..apa apaan nih...mulai dong!“ teriak sutradara

“oke, coba lagi konsentrasi semua, siappp 5,4,3,2,1... take..” teriak sutradara tak sabar.

“Buah duku beli di Monas.. buah.. buah dada beli di Ancol...” Alex memulai dialog  “Cutttt..! lu buta ya.. gua uda cape dari pagi tau, Buah duku beli di Monas, buah delima beli di Ancooool..aduuuh!” teriak sutradara marah.  “Iya gue uda laper nih oom“ si Artis turut menimpali. “Ya udah, take one more time please..” Kata boss produser yang keturunan India sambil tersenyum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline