Lihat ke Halaman Asli

Choirul Solikha

Insan biasa

Kenangan Tahun 2021, Hadiah untuk Tahun 2022

Diperbarui: 8 Februari 2022   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemeriksaan diruang IGD (dok.pribadi)

Setiap orang pasti punya pengalaman tersendiri semasa hidupnya. Baik bahagia ataupun duka. Namun semua orang akan merasakan keduanya, dalam kurun waktu yang berbeda. Walaupun prosentase antara suka dan duka tak sama kadarnya. 

Begitupun denganku, menikmati hidup tak harus mulus bukan. Seperti halnya roda yang berbutar, terkadang ada masa kita di bawah. Di usia  yang lagi menikmati masa-masa muda. Ku harus melewatinya dengan pengalaman pahit, menurutku. 

Mengingat aku sekeluarga belum pernah menginjakkan kaki di rumah sakit. Baik itu ayah ataupun ibu. Teringat ketika kami sedang bersantai, ibu seringkali berujar "Jangan sampai dikeluarga kita kalau sakit sampai opname".

Dikeluargaku yang memang masih kental akan budaya setempat. Jika ada salah satu keluarga sakit cukup periksa, minum obat atau sekedar minum jamu ramuan tradisional. Yang pasti semua orang pasti pernah merasakan sakit, entah itu parah atau tidak. Begitupun denganku. Semua sakit pernah aku rasakan mulai pusing biasa, sakit gigi, sakit perut, bahkan batuk pilek yang sudah menjadi langganan. 

Awal aku merasakan sakit ketika aku di pesantren. Awalnya cuma sakit biasa, yaitu sakit punggung yang susah digerakkan. Terkadang kaku jika dibuat untuk ruku' atau jongkok. Dan hal itu sudah saya anggap biasa nanti pasti akan sembuh dengan sendirinya. Sebelumnya aku sudah mencoba kebeberapa panti pijat namun tak ada hasilnya. Dan aku berkeyakinan bahwa akan baik-baik saja. 

Aku jalani hari-hari seperti biasa, mulai mengajar sekolah pagi, mengajar diniyah dan kegiatan pesantren yang lain. Dengan rasa sakit punggung yang kadang aku lupakan. Karena memang sakitnya tidak begitu terasa. Hanya ketika melakukan kegiatan berat saja. 

Pergantian musim pada umumnya banyak wabah penyakit, mayoritas batuk-pilek. Apalagi di pesantren dengan santri yang banyak pasri penularannya sangat cepat. Akupun jatuh sakit ketika itu. Hampir satu minggu, namun batukku tidak seperti batuk umumnya. Aku batuk terus menerus sampai didadaku ada benjolan akibat batukku. 

Tanpa ku sadari sakit punggungku juga masih terasa, tidak berubah. Terkadang jika aku duduk terlalu lama harus pelan-pelan jika berdiri agar tidak sakit.  Awalnya jika diraba punggungku antara yang kanan dan kiri berbeda, tidak sejajar.  Entah sejak kapan, punggungku terasa ada yang aneh. Ada benjolan agak melebar yang jika ditekan lunak seperti berisi air. Jika ditekan terasa agak sakit.

Aku masih seperti biasa, menjalani rutinitas sehari-hari. Namun seiring berjalannya waktu benjolan dipunggungku menjadi besar. Hingga membuatku sulit tidur terlentang.

Hingga saatnya ayah dan ibuku tau. Tepatnya hari Jumat, Tanggal 31 Desember 2021, aku dibawa pulang. Dengan keadaanku yang seperti itu aku masih mengelaknya. Aku langsung dibawa priksa, awalnya ke dokter praktek. Namun beliau sudah tidak bisa mengatasi dan menyarankan di bawa ke rumah sakit. Mendengar rumah sakit rasanya tulang belulangku menjadi lunak. Begitupun dengan ibu yang terlihat was-was diwajahnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline