Lihat ke Halaman Asli

choirunnisa arthi

Mahasiswa Tahun Pertama S1 Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ChatGPT: Polemik Kesepian bagi Manusia Modern

Diperbarui: 2 November 2024   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Pesatnya kemajuan teknologi meningkatkan efisiensi pekerjaan bagi manusia. Sebagaimana AI atau Artificial Intelligence yang mampu mengotomatisasi pekerjaan manusia seperti analisis data, pengambilan keputusan, bahkan pengolaan tugas yang kompleks. Fleksibilitas yang ditawarkan juga menyebabkan sebagian besar orang memilih AI sebagai alternatif penyelesaian masalah yang ada di sekitar mereka. Menurut data yang dirilis oleh Writterbuddy, rata-rata pertumbuhan bulanan penggunaan AI mencapai sekitar 236,3 juta kunjungan dengan penyumbang terbesar adalah ChatGPT.  

ChatGPT merupakan salah satu platform AI yang paling banyak dikunjungi karena fitur yang disediakan dianggap lengkap disertai respon yang tanggap dalam penggunaannya. Baru-baru ini ChatGPT ramai dibicarakan karena menawarkan fitur voice chat dimana seseorang bisa berkomunikasi dengan AI dengan pengalaman yang lebih alami dan responsif. Tentunya hal ini semakin memicu perdebatan dalam penggunaan AI sendiri, sebab tingginya penggunaan AI akan mempengaruhi intensitas interaksi sosial bagi manusia.

Dunia sedang dilanda epidemi kesepian yang disebabkan oleh tingginya penggunaan AI. Manusia semakin jarang berinteraksi sosial dan lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri. Meskipun pandemi COVID-19 telah berakhir dimana krisis kesepian mulai teratasi, dengan masifnya kemajuan AI tidak menutup kemungkinan manusia akan menjadi pribadi yang lebih tertutup.  Sejak dirilisnya ChatGPT, manusia lebih memilih untuk mengintegrasikan AI dalam kehidupannya.

Manifestasi AI sebagian besar mengalihkan perhatian manusia dalam dunia nyata sehingga menyebabkan pemborosan waktu. Hal tersebut tentu akan membebani kesehatan mental seseorang karena interaksi sosial tergantikan oleh aktivitas digital. Disisi lain munculnya AI bisa dijadikan sebagai alternatif seseorang untuk mengatasi kesepian. Sebagaimana fitur yang disediakan ChatGPT, seseorang akan lebih mudah menemukan teman untuk berkomunikasi. 

Dengan pemanfaatan yang sesuai, hadirnya AI bisa menjadi alternatif dari efektivitas penyelesaian masalah tanpa mengurangi intensitas interaksi sosial manusia. ChatGPT menawarkan kenyamanan bahkan teman bicara bagi mereka yang kesepian. Namun, penting bagi pengguna untuk tetap menjaga interaksi sosial di dunia nyata dan tidak menggantikan sepenuhnya komunikasi manusia dengan teknologi. Tentu diimbangi dengan pengetahuan mengenai penggunaan yang tepat dalam kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline