Lihat ke Halaman Asli

Dahlan Iskan Benar- benar Tak Layak Jadi Capres/Cawapres RI

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: antaranews.com

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber: antaranews.com"][/caption]

“Pencitraan adalah segala – galanya. Jika citra diri kita sangat bagus di mata orang dan masyarakat luas, kita dapat melakukan apa saja. Semua pasti percaya bahwa apa yang kita lakukan adalah benar dan baik”

-Dahlan Iskan

Sesuai dengan falsafah hidupnya diatas, semua tindakan dan perilaku Menteri BUMN tersebut memang penuh pencitraan. Mulai dari gaya bicaranya yang ceplas – ceplos sampai pada gaya berpakainnya yang diluar aturan protokoler kenegaraan. Dahlan berupaya menampilkan dirinya sebagai sosok yang jujur dan apa adanya. Dengan begitu, masyarakat hanya akan melihat sisi dirinya yang positif dan menutup sisi negatifnya.

Hampir semua yang dilakukan Dahlan merupakan pencitraan yang dipublikasikan melalui media Jawa Pos Grup yang dimilikinya. Seperti peristiwa saat dirinya membuka pintu tol dan saat dirinya meminjam baju supirnya, itu semuanya pencitraan karena Dahlan meminta pada anak buahnya agar semua itu ditulis di media.

Agar masyarakat mengenal siapa sesungguhnya sosok Dahlan Iskan tersebut, tidak hanya dari tampilan luarnya saja, kita akan bahas tentang dosa – dosa yang kerap dipanggil Pak Bos oleh anak – anak buahnya tersebut. Seperti berikut:

1.Dahlan Iskan menjual klub sepak bola Mitra Surabaya karena sudah tidak memberinya peluang meraup keuntungan financial. Dahlan menjualnya tanpa proses administrasi layaknya sebuah institusi “go public”. Klub tersebut berstatus milik publik  karena menjual ribuan saham ke masyarakat.

2.Demi pencitraannya, Dahlan mengklaim bahwa Evan Dimas, kapten timnas U-19 sebagai hasil binaannya di Mitra Surabaya. Padahal Evan Dimas adalah anak didik sekolah sepak bola Mitra Surabaya yang didirikan Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror pada 7 Juni 1998.

3.Berdasarkan hasil audit BPK, Dahlan terindikasi melakukan korupsi saat menjabat sebagai Dirut PLN. Diduga kuat terjadi tindakan yang berpotensi merugikan Negara sebesar Rp 37 triliun lebih.

4.Dahlan Iskan adalah seorang peselingkuh dan beristri lebih dari satu. Dahlan berbohong kepada masyarakat dengan mengaku beristri satu yaitu Nafsiah padahal istrinya ada banyak; Nany Wijaya, Heidy Lorens dan seorang perawat rumah sakit berwarga Negara Cina. Nany dan Heidy adalah mantan wartawan, Nany merupakan mantan wartawan Jawa Pos. Hubungan Nany dan Dahlan diawali dengan perselingkuhan yang hingga akhirnya diketahui oleh istrinya Nafsiah. Tak lama setelah kejadian tersebut, Dahlan menikahi Nany.

5.Dahlan Iskan pernah menggelapkan uang sumbangan pembaca Jawa Pos untuk ribuan warga Maumere, Sikka, NTT yang menjadi korban akibat bencana tsunami dan gempa berkuaatan 7,8 SR pada Desember 1992. Sumbangan tersebut berjumlah Rp 1,7 miliar.

6.Pada tahun 2011, tim Operasi Aliran Listrik (Opal) dari rayon PLN Mayjen Sungkono Surabaya menemukan pencurian listrik di kantor pusat Jawa Pos, Gedung Graha Pena Surabaya milik Dahlan. Pencurian listrik berdaya 1600 KVA itu diprediksi merugikan Negara miliaran rupiah. Tim Opal kemudian menetapkan denda sebesar Rp 2 miliar.

7.Pada tahun 1999, beberapa perusahaan daerah (PD Aneka Pangan, PD Sarana Bangun, PD Aneka Kimia, PD Aneka Jasa & Permesinan dan PD Aneka Usaha) dilebur menjadi satu holding company bernama PT Panca Wira Usaha Jatim (PT PWU Jatim). Dahlan yang kala itu menduduki posisi CEO Jawa Pos Group pun dijadikan direktur utama.Hingga tahun 2009 yang lalu saja, dimana Dahlan menjadi Dirut PWU, Pengprov Jatim telah mengeluarkan dana bagi BUMD itu sebesar Rp 169 miliar untuk menutupi kerugian. PT PWU yang dipimpin Dahlan dibentuk dan ditengah-tengah kuncuran tambahan modal yang melimpah dari Pemprov jatim, banyak aset PT PWU yang hilang menguap tak tahu rimbanya. Aset berupa tanah dan bangunan yang tersebar di seantero Jatim semaikin lama semakin menyusut.

8.Pada tahun 2002 mengincar Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna AF dalam rangka membujuk gubernur tersebut agar bersedia mendirikan  perusahaan daerah ketenagalistrikan. Gubernur Kaltim pada saat itu memang sudah berencana untuk mendirikan sebuah PLTU di propinsi yang dipimpinnya. Suwarna setuju untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan PLTU melalui pembentukan Perusda Kelistrikan. Dahlan menyatakan kesediaan dan kesanggupannya untuk menjadi patner di proyek PLTU tersebut dengan menyetorkan modal sebesar Rp. 56 miliar. Namun modal Rp. 56 miliar tidak pernah disetor, uang APBD Rp. 96 miliar dikorupsi Dahlan, PLTU Embalut. 2 x 25 MW macet. Baru selesai tahun 2008 dan selalu alami kerusakan. Pemda Kaltim rugi, rakyat Kaltim menderita karena listrik yang dijanjikan tdk pernah ada.

Demikian sejumlah dosa – dosa Dahlan yang saya kutip dari berbagai sumber. Catatan ini adalah dosa – dosanya yang jelas – jelas tampak di permukaan dan mungkin masih adalagi dosa – dosanya yang disembunyikannya secara apik dari pantauan masyarakat. Semoga bisa dijadikan pencerahan agar kita tidak salah menilai sosok pemimpin yang penuh dengan kepalsuan seperti Dahlan Iskan yang saat ini mencoba peruntungan sebagai Capres/Cawapres dari konvensi Demokrat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline