Lihat ke Halaman Asli

Ini Cara Fuad Bawazier Lolos dari Jerat Hukum

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Sumber: kompas.com"][/caption]

Mungkin dari kita banyak yang masih ingat acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di TV One yang mengangkat tema Century. Saya lupa tanggal pastinya, namun yang sangat lekat diingatan saya adalah seorang bintang tamu politikus Fuad Bawazier.

Ketika itu Fuad sangat lantang berkomentar tentang kasus Century. Tanpa sedikitpun maksud menafikan keterlibatan Boediono, Fuad menuding Wapres sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas membengkaknya suntikan modal dari Lembaga Penjamin Simpanan ke Bank Century yang mencapai Rp 6,7 triliun.

Saat mengomentari kasus tersebut, saya melihat Fuad seolah sedang membicarakan bobroknya sendiri. Fuad yang pada masa pemerintahan Soeharto menjabat sebagai Menteri Keuangan ini merupakan salah satu orang yang paling bertanggung jawab atas dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp 144,5 triliun. Hingga saat ini kasus tersebut tidak pernah terselesaikan.

Fuad adalah politikus ulung yang licin bagaikan belut. Selalu dapat lolos dari jeratan hukum meskipun namanya berulang kali disebut dalam sejumlah kasus korupsi di negeri ini. Orang dekat keluarga Cendana ini bahkan pernah lolos saat Presiden Gusdur memerintahkan Kejaksaan Agung untuk menangkapnya atas tuduhan korupsi.

Namun Fuad selalu berhasil menutupi kasusnya dengan sedemikian rapinya sehingga dirinya masih tetap eksis berkeliaran sampai saat ini. Selain kedekatannya dengan keluarga Cendana, Fuad berhasil lolos dari jerat hukum karena selalu mencari kambing hitam atas semua dosa – dosanya.

Cara lainnya adalah dengan rutin mengkomentari sejumlah kasus korupsi seperti kasus Century. Tujuannya untuk mendapatkan citra sebagai orang yang aktif dalam mendorong pemberantasan korupsi. Padahal itu dilakukannya untuk mengubur kasus – kasus korupsinya, membutakan dan mengalihkan publik pada isu korupsi yang baru muncul sehingga membuat masyarakat lupa bahwa ada kasus korupsi yang dilakukannya dengan jumlah yang sangat besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline