Lihat ke Halaman Asli

"Kapitalisasi" Pesantern Modern (part 1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada dasarnya Pondok Pesantern merupakan lembaga pendidikan Islam yang dilaksanakan dengan system asrama (pondok) dengan kyai sebagai sentra utama serta masjid sebagai pusat lembaganya (Syarif dalam Arifin, 1992:23)

Dalam Pondok Pesantren ada 4 aspek yang membentuk Pondok Pesantern

1.Pondok Pesantren

2.Kepemimpinan Kyai

3.Manajemen Podok pesantren

4.Santri

Dalam sejarahnya pondok pesantren merupakan tempat untuk megkaji ilmu-ilmu agama secara mendalam. Ilmu-ilmu agama yang berasal dari Al-Quran dan sunah ditekankan untuk bisa dipahama secara langsung dan tertanam pada diri santrinya. Seorang kyai akan membimbing santri-santriya dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama. Kyai merupakan sosok yang sangat dijunjung tinggi di pesanteren. Kyai-kyai yang mempunyai khrismatik yang terpancar karena sikap ketawadlu’an dan ketakwaan kepada Allah SWT secara mendalam, tanpa ia minta dihormati sebagai seoang figure kyai.

Di era modern seperti saat ini. Muncullah fenomena pesantren Modern. Yang dimana pesantren ini menggabungkan antara tradisi pesantren dan pendidikan modern.

Disini timbul pertanyaan,apakah benar pesantren modern akan membentuk pribadi-pribadi yang baik. Jika ditekkankan kepada menajememn pesantren modern yang mengutamakan hal-hal yang bersifat menjauhi urgensi utama pesantren didirikan. Nilai-nilai yang bersifat materi yg lebih diutamakan, seperti gedung yang megah, fasilitas yang lengkap serta sarana penunjang lainnya. Hal tersebutlah yang membuat adanya suatu BIAYA yang dalam perkembangan awal pesantren hal tersebut tidak pernah menjadi hal yg penting. Siapa ingin menuntut ilmu asalkan adanya kemauan pasti bisa. Namun sekarang berbagai prosedur yang idak jelas maksud dan tujuannya membuat adanya kelas dalam suatu pesantren. Kelas ini bukan berdasar pinta tidaknya santri akan tetapi kaya atau miskinnya santri tersebut. Santri yang kaya langsung mendapat perlakuan yang secara langsung atau tidak langsung berbeda dengan santri yang pas-pasan atau kurang mampu. Meskipun hal ini tidak terjadi disemua pesantren modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline