Lihat ke Halaman Asli

Choiron

TERVERIFIKASI

Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Pak Sekdes yang Brilliant

Diperbarui: 8 November 2017   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Kades pusing tujuh keliling karena jalan utama depan pasar selalu macet. Akhirnya Pak Kades memanggil Sekdes, penasihat dan centengnya.

"Coba kamu pikir apa masalahnya? Kenapa jalan depan pasar kebo kita selalu macet. Sampai disorot sama media kampung sebelah karena katanya jaman kades yang lama jalanan lancar dan aman. Ini akan menurunkan citra kita sebagai perangkat desa berpendidikan," kata Pak Kades kepada semua yang hadir.

"Maaf Pak Kades, saya selaku centeng penguasa pasar juga tidak tahu apa masalahnya. Tetapi saya dan Sekdes sudah sepakat untuk bekerjasama menyelesaikan dan mengamankan masalah ini," kata Pak El yang memang menjadi preman pasar sejak jaman kolonialisme.

"Bagus. Mohon bantuannya. Kita bisa bekerjasama agar maju desanya dan bahagia warganya," sambil tersenyum manis kepada Pak El.

Pak Sekdes tidak mau kalah. Dia langsung memberikan laporannya. "Pak Kades jangan kuatir. Saya dan tim Oke Jelly Drink sudah melakukan riset kecil-kecilan. Metodologinya dapat dipertanggungjawabkan dan sahih."

Kemudian Pak Sekdes menayangkan sebuah foto kondisi pasar yang tampak macet dan semrawut. Banyak dokar, cikar dan sepeda kumbang yang terjebak macet di antara pejalan kaki yang memenuhi jalan.

"Dari hasil foto udara yang saya ambil sendiri dengan Drone." Belum sempat Pak Sekdes melanjutkan penjelasannya, Pak Kades memotong pembicaraan dengan pertanyaan. "Sebentar, Si Drone itu siapa? Orang kita kah?"

"Iya Pak Kades. Drone ini putranya Pak El. Dia yang motret dari atas dengan cara memanjat pohon sawo yang paling tinggi dekat pasar," jawab Pak Sekdes. Pak El yang namanya disebut-sebut karena anaknya si Drone membantu Pak Sekdes memotret pasar, tersenyum bangga dan bahagia. Pak El sendiri selain centeng dan penguasa pasar, dia juga ahli IT khusus bidang USB dan UPS. Tidak heran kalau putranya juga jadi ahli fotografi.

"Nah dari foto ini kita bisa lihat dari foto udara ini, penyebab kemacetan adalah pejalan kaki. Cikar, dokar dan sepeda ontel tidak bisa lewat karena terlalu banyak pejalan kaki," lanjut Pak Sekdes dengan senyum mengembang karena merasa pintar sudah bisa menemukan penyebab kemacetan di pasar desa. Sementara Pak Kades hanya manggut-manggut saja. Entah dia paham atau tidak.

"Sepanjang ini hasil riset ilmiah, saya percaya. Jadi apa yang harus kita lakukan?" Tanya Pak Kades sambil membenahi letak kacamatanya.

"Kita harus buat aturan Pak Kades agar pejalan kaki tidak boleh berjalan di jalanan desa. Mereka harus jalan di trotor," jawab Pak Sekdes lagi dengan senyum kemenangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline