Lihat ke Halaman Asli

Choiron

TERVERIFIKASI

Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Si Kucing Hitam Pribumi

Diperbarui: 31 Oktober 2017   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Meooong..." teriak kucingku Si Hitam pagi ini. Aku pikir dia lapar, sehingga aku melemparkan tahu telor yang dibuatkan istriku pagi ini. Si Hitam pun melahapnya sampai habis. Dia memang kucing yang aneh. Dari roti, pizza, ikan hingga krupuk, dimakannya tanpa komentar. Saya tidak paham apakah dia kucing pribumi asli atau pranakan Mesir, Yaman atau justru keturunan kucing Kaisar Ming. Mungkin perlu test DNA untuk memastiknnya. Yang jelas dia bukan kucing Afrika walau bulunya hitam legam.

"Meong... Meong..." Kali ini Si Hitam mengeong kembali. Saya tidak berani melemparkan tahu telor lagi. Takut ketahuan istri yang susah payah belajar masak tahu telor selama seminggu ini.

"Meong... Meoong... Meoong..." Entah mengapa lambat laun suara Si Hitam bisa aku mengerti maksudnya. Jangan-jangan aku ini keturunan Nabi Sulaiman yang bisa mengerti bahasa hewan.

"Mengapa orang-orang pada ribut dengan pelantikan Anies Sandi?" Tanya Si Hitam dengan wajah serius. Aku cukup terkejut juga, bagaimana seekor kucing bisa update berita terkini. Akhirnya aku coba untuk menjawab ala kadarnya.

"Ya begitulah politik. Beda pilihan dan pandangan politik, bisa jadi masalah," jawab saya sambil mengunyah potongan terakhir tahu telor.
"Terus..." sahut Si Hitam lagi. Aku agak terkejut karena Si Hitam menimpali jawaban dan tampak ingin mendiskusikannya lebih dalam lagi.
"Jadi fenomena polarisasi dan kubu-kubuan terjadi saat ada 2 calon unggulan pada pemilihan pemimpin. Normalnya, setelah setelah pemilihan selesai, semua kembali seperti semula. Namun yang terjadi, kubu yang kalah akan terus mencari kesalahan lawan politiknya. Contoh kubu Basuki-Jarot melawan Anies-Uno. Saat Anies-Uno menang, maka pendukung Basuki-Jarot pasti akan mencari kelemahan atau kesalahan yang dilakukan oleh Anies-Uno, dan menjadikannya sebagai bahan candaan."

"Untuk apa?" Tanyak Si Hitam lagi. Kali ini dia melompat dan duduk manis di sampingku.

"Iya.. Untuk apa ya?" Aku mencoba berfikir mencari jawabannya.

"Oh iya. Pendukung Basuki-Jarot mencoba membuktikan kalau pilihannya baik dan benar, sedangkan pilihan kubu lawannya itu salah. Seolah-olah ingin mengatakan 'tuh lihat gubernur pilihanmu tidak becus dan kamu salah pilih'. Sedangkan pendukung Anies-Uno akan membela pilihannya sebagai pilihan yang baik dan tepat. Sehingga akan menafikkan atau mengabaikan kesalahan atau perbuatan calon yang didukungnya."

"Sejarah terulang kembali..." celetuk Si Hitam.

"Maksudmu?"

"Jokowi Vs. Prabowo," Jawab Si Hitam singkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline