Hari ini saya terbangun kesiangan. Saya lihat jarum pendek jam dinding menunjuk pada angka 9 dan jarum panjangnya pada angka 10. "Walah Bu, aku kesingan nih harus berangkat kerja," teriak saya pada istri yang sedang memasak di dapur. Aroma sambal terasi dan gorengan ikan kakap cukup membantu kesadaran saya menjadi 100% kembali. "Tenang Pak, ini hari minggu," kata istri saya sambil tersenyum mesra. Rupanya kegiatan serangan fajar istri saya membuat saya ngantuk dan bangun kesiangan. Sedangkan istri saya tampak lebih ceria dari biasanya. Sayapun mengabaikan tatapan manja istri dan mencoba melihat ke kalender. "Benar juga, ini tanggal 3 Juni 2012 pas hari minggu," guman saya. Sayapun menyeruput kopi hangat yang disodorkan istri, secangkir White Coffee yang katanya jenis kopi luak dengan aroma kuat dan khas. Setelah meletakkan cangkir kopi, saya beranjak ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Channel saya ganti ke TVOne menjadi pilihan utama karena biasanya menyiarkan dialog kontroversi. "Astaga!" teriak saya. TvOne sedang menayangkan siaran langsung dari sebuah kantor yang bertuliskan Rexinema yang sekaligus menjadi kantor Big Daddy -- promotor konser Lady Gaga yang dikenal sebagai Mother Monster. Seorang reporter melaporkan kalau kantor Big Daddy diserbu oleh ribuan orang. Namun anehnya yang mengepung kantor Big Daddy itu bukan pria-pria berjubah, bersurban dan membawa pentungan. Para pengepungnya ternyata kebanyakan remaja-remaja bertampang dan berkostum aneh sambil mengacung-acungkan selembar kertas warna merah darah. Saya segera duduk di alas tikar pandan sambil menatap tajam ke televisi. Saya masih bingung dengan apa yang terjadi. Sebaris running text tampak muncul di bagian layar tv LCD saya ukuran 32". Tulisan itu berbunyi, "Konser Lady Gaga gagal total dan para little monster dan zombie menyerbu kantor Big Daddy untuk meminta uang pengembalian tiketnya (3/6)". Oh my God! Konser Lady Gaga batal? "Yes.. hore.... " teriak saya sambil lari menghambur ke dapur untuk memberi tahu istri yang sedang menggoreng tempe. Istri saya yang terkejut hampir saja menumpahkan tempe gorengnya kalau dia tidak gesit menggeser piringnya. "Bu, konser Mother Monster gagal karena polisi tidak memberikan ijin," teriak saya pada istri. Istri saya yang tidak pernah perduli dengan polemik apa saja yang ada di sekelilingnya pun cuman tersenyum melihat saya kegirangan. "Ya sudah, ini tempenya bawa sana untuk sarapan," ujar istri saya sambil menyodorkan sepiring tempe goreng kesukaan saya. [caption id="attachment_183976" align="aligncenter" width="586" caption="Thriller Michael Jackson (sweetlifeadventures.com)"][/caption] Sayapun kembali lagi menyimak tayangan televisi. Tampak di televisi para little monster berteriak-teriak beringas dengan wajah menyeringai penuh amarah. Mereka berjalan dan bergerak layaknya zombie yang ada di film-film produksi hollywood. Sebagian diantara mereka cukup kreatif berdemo dengan tarian ala Micahel Jackson yang ada di video klip "Thriller"nya. Sebagian lagi menggedor-gedor pintu gedung Rexinema yang dijaga oleh polisi dibantu oleh beberapa tim pemburu hantu. Rupanya banyak juga para little monster yang berdemo kesurupan dan berusaha masuk untuk menyerang staf Big Daddy yang sedang bersembunyi di dalam. Beberapa staf malah tampak naik ke atas genteng untuk dievakuasi oleh satuan elite dengan menggunakan pesawat Super Puma. Bayangkan, 40 ribu little monster mengepung areal tersebut. [caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Little Monster dan tiket konsernya (kompas.com)"]
[/caption] Tanpa terasa, tempe goreng yang sejatinya untuk sarapan bersama ikan kakap, sambal terasi dan nasi putih, ludes di-download masuk ke perut. Rupanya pengaruh little monster yang sebagian berubah menjadi zombie juga mempengaruhi saya. Segera saya membaca istighfar untuk menghilangkan pengaruh negatif mereka. Segera saya bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka agar wajah menjadi segar kembali. Tampaknya kantung kemih juga sudah penuh dan harus buang air kecil. Namun aneh, berkali-kali mencoba buang air kecil namun tetap saja tidak bisa keluar. Terasa krannya bumpet. Tiba-tiba sebuah tangan memegang pundak dan mengguncang-guncang badan saya. "Ampun Mother Monster.. saya ghak ikutan...... teriak saya ketakutan." "Ada apa toh Pak kok sepertinya takut benar saat tidur tadi," ujar istri saya dengan senyum teduhnya. Sayapun bangun dan duduk dan mencoba untuk memulihkan kesadaran. Ya ampun ternyata saya hanya mimpi. Padahal dalam mimpi tadi sepertinya sudah terbangun, tapi ternyata masih dalam mimpi juga. Beruntung istri segera membangunkan saya. Kalau tidak bisa-bisa saya ngompol di tempat tidur karena mimpinya mimpi 'basah' alias buang air kecil. Saya lihat jam dinding, jam pendek mengarah pada angka 9 dan jam panjang berada di angka 10. Namun di kalender, hari ini baru tanggal 27 Mei, bukan tanggal 3 Juni seperti yang ada di mimpi saya. Hiiii serem.. semoga Mother Monster tidak jadi datang, supaya para little monster tidak berubah menjadi zombie.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H