Lihat ke Halaman Asli

Choiron

TERVERIFIKASI

Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Google Chrome Tidak Ramah Terhadap Para Tunanetra?

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13278579951829861841

Saat Pelatihan Internet dan Blogging di SLB Negeri Gedangan kemarin (28/1/2012), saya sempat berbincang-bincang dengan 2 orang guru penyandang tunanetra. Sebenarnya saya kagum dengan kemampuan mereka menggunakan komputer dan internet walaupun mereka tidak memiliki kemampuan melihat secara visual. Namun berkat program aplikasi semacam screen reader, mereka bisa menggali informasi dari internet dan memanfaatkannya untuk berkirim email dan blogging. [caption id="attachment_159049" align="aligncenter" width="600" caption="Pak Rila (guru tunanetra) Sedang didepan notebooknya "][/caption] Aplikasi yang bernama Screen reader ini memiliki kemampuan untuk membaca tulisan yang muncul di layar monitor. Umumnya tulisan yang dapat terbaca akan diubah menjadi suara (text to speech) sehingga para penderita tunanetra dapat menerima informasi baik menu program maupun isi artikel yang ada di sebuah situs dan blog. Notebook mereka dipasang earphone untuk mendengarkan informasi yang dihasilkan oleh aplikasi Screen Reader. Beberapa nama aplikasi Screen Reader yang cukup dikenal antara lain:

  1. Supernova (www.yourdolphin.com)
  2. Windows eyes (http://www.gwmicro.com/Window-Eyes/)
  3. Jaws for windows (http://www.freedomscientific.com)

Namun ternyata menurut mereka, tidak semua browser dapat digunakan untuk mereka. Beberapa browser tidak cocok dengan Screen Reader sehingga isinya tidak dapat dibaca oleh Screen Reader yang mereka gunakan.  Browser seperti Opera, Firefox dan IE masih bisa digunakan. Sedangkan Google Chrome tidak dapat mereka gunakan. Saya sendiri tidak tahu apakah memang Google Chrome tidak rama terhadap para tunanetra? Namun bisa saja merupakan kelemahan Aplikasi Screen Reader yang mereka gunakan. Namun menurut saya, bisa saja sebuah tulisan sebuah aplikasi tidak dapat dibaca oleh Screen Reader bila ditampilkan dalam bentuk gambar dan bukan text vektor. Contoh, bila seorang programmer membuat menu program dalam bentuk tulisan, maka tulisan itu bisa dibaca atau diblok sebagai tulisan biasa. Namun tulisan yang muncul dalam bentuk image (gambar), tidak dapat dibaca kecuali bila screen reader memiliki kemampuan untuk mengubah gambar ke tulisan seperti OCR (Optical Character Reader). Sepengetahuan saya, Screen Reader hanya bekerja dengan membaca text yang tampil saja. Jadi untuk para Software Developer dan Programmer, pertimbangkan juga untuk membuat aplikasi yang ramah terhadap para penyandang tunanentra misal dengan menyediakan pilihan menu aplikasi dalam bentuk text yang sederhana untuk mereka dan  grafis yang indah tampilannya untuk orang-orang dengan pengelihatan normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline