Lihat ke Halaman Asli

Choiron

TERVERIFIKASI

Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Rumus 5W+1H, Sudah Kuno!

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Topeng Bali (rinasusan4085.blogspot.com)

Semua orang yang pernah belajar ilmu tulis menulis atau jurnalistik, pasti pernah belajar konsep dasar menulis berita dengan rumus 5W+1H. Sehingga bila ada berita yang tidak menggunakan kaidah ini, pasti dianggap keluar dari pakem dan tidak informatif. 5W+1H yang dimaksud adalah What, Who/Whow, Where, When, Why dan How. Artinya sebuah berita lengkap akan berisi apa beritanya, siapa yang diberitakan, dimana kejadiannya, kapan terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana bisa terjadi. Misal: "buronan paling dicari tertangkap", "M. Nazaruddin dan Interpol", "Cartagena - Kolombia", "Tanggal 8/8/2011", "buron karena kasus korupsi" dan "hasil kerjasama interpol". Namun, jika sebuah berita dituliskan dengan kalimat pendek asal memenuhi unsur 5W+1H tersebut, pasti beritanya menjadi tidak menarik. Oleh karena itu, informasi dasar tersebut kemudian dikembangkan lebih mendalam dengan informasi tambahan. Misal untuk informasi "M. Nazaruddin", ditambahkan dengan informasi "M. Nazaruddin  merupakan mantan Bendahara Partai Demokrat dan anggota Komisi III DPR RI". Informasi "Kolombia" bisa juga dikembangkan dengan informasi "Kolombia merupakan negara di Amerika Latin yang dikenal sebagai negara penghasil kokain terbesar di dunia". Imbuhan informasi ini membuat berita yang ditulis menjadi lebih informatif dengan menyuguhkan pengetahuan lain bagi pembacanya. 5W + 2H [caption id="" align="alignright" width="287" caption="Topeng Bali (rinasusan4085.blogspot.com)"][/caption] Namun dalam perjalanan waktu, 5W+1H yang biasa diterapkan pada media utama itu, saya pikir sudah usang. Jika berita ditampilkan telanjang apa adanya, maka berita tersebut menjadi tidak humanis. Seharusnya rumus tersebut diganti menjadi 5W+2H. 'H' yang kedua saya artikan sebagai 'Heart' atau hati. Dengan kata lain menulislah dengan hati dan perasaan. Rumus 5W+2H ini mungkin cocok untuk para Kompasianer yang purak-puraknya menjadi wartawan atau penulis beneran. Sehingga tulisan kita di Kompasiana ini mudah-mudahan bisa menyentuh hati pembaca lainnya. 'H' tambahan tersebut bisa juga diterjemahkan, kalau membuat artikel mbokyo jangan terlalu tegang dan serius. Sajian media utama sudah begitu serius, lah masak Kompasiana juga jadi ikut-ikutan serius. Sehingga cara Eyang Topeng menuliskan artikelnya dengan 'Hahahahahahahaha....' saya kira sebagai bagian dari implementasi 'H' tambahan ini. Kalau Anda setuju dengan saya, silahkan beri  komentar dengan tertawa ala Eyang Topeng.... Hahahahahahahaha....... _________________ Penulis bukan wartawan juga bukan orang media, tetapi hanya tukang ngasih les private aja di kadomu.com. Jadi harap maklum bila tulisannya agak ngawur. :D




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline