Lihat ke Halaman Asli

Choiron

TERVERIFIKASI

Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Caleg Monyet!

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

139572629180768939

Musim kampanye pemilu legislatif ternyata membuat tepi jalan, beberapa pertigaan dan perempatan menjadi semarak. Banyak caleg menampilkan banner, baik yang berisi foto dirinya sendirian, maupun dengan orang lain sebagai backing-nya.

Sebuah banner yang menampilkan caleg perempuan, selain menampilkan foto dirinya yang tampak bening, juga mencantumkan kalimat provokatif berbunyi, "Ingat, 9 April Coblos 'FEY'". Kalimat tersebut memang bisa berkonotasi lain bagi kaum pria yang imannya kuat seperti saya. :P

[caption id="attachment_316977" align="aligncenter" width="600" caption="Coblos "][/caption]

Ada lagi banner caleg perempuan yang tampil bak foto model. Rambut tergerai dengan pose kepala dan badan sedikit miring. Yang menonjol justru pada bibir yang sedikit 'monyong' agar tampak sensual. Lebih menonjol lagi justru pada bagian dada yang sepertinya lebih menonjol dari biasanya. Entah memang begitu ukurannya, atau menggunakan Photoshop untuk mempermaknya.

Kemarin pagi (24/3) pas mengantarkan anak-anak sekolah, di jalan terlihat sebuah banner seorang caleg menempel di sebuah pohon. Foto caleg di banner tersebut cukup menarik hati untuk diabadikan. Namun sayang, baterai kamera saya pas habis karena belum di-charge lagi pasca acara Modis Bareng Bu Risma.

Akhirnya hari ini saya bisa mengabadikan sebuah banner yang menampilkan gambar monyet sebagai caleg, setelah menyiapkan kamera dengan lebih baik lagi.

[caption id="attachment_316978" align="aligncenter" width="600" caption="Caleg Monyet - Dok.Pri"]

13957269151870459776

[/caption]

Awalnya saya bemaksud mencari nomer telpon si caleg untuk mewawancarai apa kamsud di balik bannernya yang tidak biasa. Namun akhirnya saya memutuskan untuk tidak membuang-buang pulsa dan membiarkan saja pikiran saya membaca kamsudnya.

Saya pikir, si caleg memiliki wajah yang kurang bisa menjual, sehingga dia tidak percaya diri untuk menampilkan wajahnya. Akhirnya hal ini saya anggap sebagai bagian dari strategi kampanye agar orang lebih fokus mengenal namanya daripada wajahnya. Sebagai kita ketahui, pemilu kali ini tidak memilih gambar, tetapi memilih nomer nomer atau nama si caleg. Saat di bilik suara, foto tidak lagi penting.

Atau... jangan-jangan memang ada seekor monyet yang mendaftarkan diri sebagai caleg?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline