Lihat ke Halaman Asli

Chloe R

Mahasiswa

Bansos sebagai Penopang: Kisah Ibu Rumah Tangga yang Bekerja sebagai Tukang Pijat Kesehatan yang Berjuang untuk Menopang Kebutuhan Hidup Sehari-hari

Diperbarui: 19 Mei 2024   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ; Hasil Observasi lapangan 27 Februari 2024/Dok.pribadi

Pada kesempatan ini saya berkunjung ke salah satu keluarga penerima manfaat bantuan pemerintah seorang ibu rumah tangga yang berasal dari desa Sungai Raya Dalam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kuburaya, yang telah menjadi penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) selama 4 tahun. Ibu Sumiati namanya Ibu Rumah tangga berusia 50 tahun, memiliki seorang suami yang bekerja sebagai kuli bangunan. Ibu Sumiati mendapatkan bantuan PKH sebesar 550.000-900.000 ribu per tigabulan Yang mana uang tersebut digunakan untuk memenuhi keperluan anak sekolah dan kebutuhan sehari-hari di keluarga ini.Dalam kesehariannya, Ibu Sumiati bekerja sebagai tukang urut biasanya Ibu Sumiati mendapatkan pelanggan dari langganan beliau, penghasilan dari tukang urut ini biasanya sehari Ibu Sumiat mendapatkan 150-200 ribu dan tidak menentu tergantung dari banyakya dapat pelanggan. Biaya tersebut biasanya digunakan untuk menopang kebutuhan hidup keluarganya. Selagi tidak mendapatkan pelanggan Ibu Sumiati biasanya pergi ke Sawah yang mana sawah tersebut menggunakan sistem bagi hasil dengan pemilik tanah, biasanya Ibu Sumiati mendapatkan hasil panen sawah 60% dan 40% nya untuk pemilik tanah.

Keluarga Ibu Sumiati terdiri dari 9 anak dan 8 cucu. Dari 9 anaknya, 3 anak sudah berkeluarga, sementara 1 anak sedang berkuliah dan 4 anak sedang bersekolah. Salah satu anaknya berusia 5 tahun si Bungsu memiliki kebutuhan khusus yang memerlukan perhatian ekstra dari keluarga. Meskipun dalam kondisi ekonomi yang terbatas, keluarga Ibu Sumiati tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu Sumiati memiliki kartu BPJS Kesehatan yang mana digunakan ketika di perlukan untuk berobat.

Hal ini sangat membantu sekali bagi ibu Sumiati yang merasakan sekali dampak Positif dari bpjs ini karena dengan bpjs ini dapat mengurangi biaya berobat ke Rumah sakit. Aset yang dimiliki keluarga Bu Sumiati aa kipas angin, televisi dan juga mereka memiliki kendaraan seperti motor sebanyak 4 buah dan sepeda yang digunakan untuk membantu mobilitas keluarga dalam mencari nafkah dan menjalani aktivitas sehari-hari.

Kondisi rumah
Bu Sumiati dan keluarga cukup kecil untuk jumlah anggota keluarga yang banyak, rumahnya berdinding papan, dan sebagian lagi berdinding semen, Rumah Ibu Sumiati memiliki 7 ruang terdiri dari ruang Tamu, kamar dan juga dapur, WC yang tidak menyatu dengan rumah dengan keadaan yang memprihatinkan dibelakang. Memiliki dapur yang sempit dan ruang tamu yang kecil. Lantai rumah keluarga Ibu Sumiati Sebagian Porselin dan Sebagian lagi semen. Dengan adanya bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), diharapkan dapat membantu meringankan beban ekonomi keluarga Ibu Sumiati, terutama dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak dan cucunya. Semoga bantuan ini dapat memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup dan masa depan keluarga Ibu Sumiati.

Sumber gambar: kondisi ruangan dapur/;dok pribadi

Kondisi Lingkungan: Lingkungan sekitar rumah cukup memprihatinkan,karena banyak dipenuhi oleh banyak sampah dan barang-barang bekas yang tidak terpakai. Jalan menuju rumah BU Sumiati di dalam gang yang kecil dan hanya bisa dilewati dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki saja jalan Yang dituju rusak parah dan banyak beton yang sudah rusak.

Sumber gambar : Kondisi Belakang rumah mengarah ke WC/;dok pribadi 

Tetapi beliau dan keluarga tetap bersyukur dengan keadaan saat ini dan Harapan nya semoga dengan adanya bantuan PKH ini;dapat terus ada untuk ke depannya karena sangat membantu sekali untuk keluarga Bu Sumiati.

Wawancara mendalam dilakukan pada tanggal 27 Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline