Lihat ke Halaman Asli

Seberapa Kuat Saya Membangun Mimpi Menjadi Nyata?

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1405402271416306868

Adalah sebuah hal yang banyak dipandang sebagai hal yang bodoh dan membuang tenaga saat saya pada tahun lalu bahkan sampai saat ini berusaha membangun sebuah media yang menitik beratkan pada informasi-informasi yang lain sama sekali dari media yang ada saat ini.


Berita politik seakan menjadi warna dominan yang mungkin bisa menjadi gambaran bagaimana masyarakat saat ini lebih banyak memberi perhatian lebih akan hal ini tanpa kita tahu seberapa besar kredibilitas sang penulis sendiri dalam hal politik atau ini hanya sebagai sebuah kritik, kritik, dan kritik tanpa akan ada tindak lanjut saat dihadapkan pada kenyataan untuk menghadapinya.Tidak ada yang tahu kecuali sang penulis tentunya. Dan tanpa sadar ada banyak kontrovesi kemudian muncul dari sini.


Keprihatinan demi keprihatinan muncul saat sesuatu yang berada justru sangat dekat dengan kita malah terabaikan begitu saja seperti contohnya adalah terlupakannya kearifan-kearifan lokal yang terkandung dalam berbagai adat-istiadat serta tradisi yang ada. Inilah yang kemudian menjadi titik dasar saya berusaha memetakan sesuatu yang memang telah banyak juga yang melakukan. Hanya, yang berbeda adalah bahwa saya tidak hanya ingin mengupasnya saja dalam media yang saya buat namun juga secara langsung membawa sebanyak mungkin orang mengenal lebih dekat dengan berbagai event yang bisa saya lakukan, tentu dengan bantuan teman-teman.


Sebuah hal yang bukan tanpa tantangan tentunya karena biaya yang saya harus keluarkan juga tidaklah sedikit. Ini pun tidak menjadi halangan saya dan beberapa teman lain untuk terus melanjutkan.

KENAPA IMPIAN INI HARUS TERWUJUD ?
Inilah impian yang harus terwujud dalam hidup saya. Kenapa ini mutlak karena siapa lagi yang akan memetakan kekayaan demi kekayaan intelektualitas milik nenek moyang maupun juga karya-karya baru jika bukan saya, Anda dan itu adalah kita. Di saat sekian banyak masyarakat terlelahkan dengan caruk maruknya modernisasi, proses demokrasi dan masih banyak lagi masalah-masalah yang ada di negeri kita tercinta ini.


BAGAIMANA INI AKAN TERWUJUD?

Sekuat apa saya, semampu apa saya mendanai, sepandai apa saya menyikapi tentu tidaklah akan berhasil tanpa uluran tangan dan juga peran banyak pihak ataupun langkah nyata. Satu tahn saya mengajak berbagai pihak yang peduli untuk minimal menuliskan tentang apa yang ada disekitar mereka melulu hanya yang positif bahkan jika yang lain mengatakan dari sisi negatif.


Sebuah tempat dimana saya dan orang tua tinggal saya sediakan bagi proses kreatif mereka-mereka yang peduli terhadap citra nusantara di mata dunia maupun di mata masyarakat kita sendiri. Adalah hal menyenangkan jika ditempat tinggal saya yang tidak terlalu luas ini terjalin adanya relasi yang saling berdiskusi tentang sebuah ide-ide baru, melahirkan cara-cara baru menyemangati para kreator-kreator kecil di desa-desa manapun untuk berkarya, pun ada sebua panggung kecil di mana banyak kreatifitas mampu menampilkan karyanya.


Dari sinilah karya-karya tersebut akan kita abadikan dan bantu peromosikan serta perkenalkan kepada sekian banyak orang melalui berbagai media.


BAGAIMANA MENDANAI?
Sejauh ini memang saya mendanai ini sendiri, sedang untuk event-event tertentu saya mencari donatur-donatur dari berbagai pihak mulai dari toko kelontong sampai orang-orang peduli. Lucunya adalah proposal yang saya beri kepada pejabat pemerintah justru tidak keluar dana sama sekali kecuali terimakasih...heheheh (tragis). Padahal tentu ada pos-pos dana untuk kreatifitas hanya memang sulit untuk mengeluarkannya, terlebih menyangkut semisal wisata dan budaya yang memberi pemasukan untuk daerahnya.


Saat ini saya juga mencari pendanaan dari berbagai pihak saya namai dengan “ngamen”. Ini pun juga bukan hal yang mudah karena sering yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar media saya? Apa yang bisa saya dapat? Atau justru apatis. Nah, ini juga usaha biar bisa menjadi besar pak...bu...hehehe.


Terkadang lucu pertanyaan ini. Intinya padahal sudah jelas, “kalau kami besar kenapa kami mencari donatur?”. Sedang yang besar pun pasti juga butuh dana untuk tetap bertahan. Dan tentu kalau ada sinergi yang bisa kita bersama lakukan kenapa tidak? semua mungkin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline