Lihat ke Halaman Asli

Chintya Aulia

Mahasiswa

Mengingat Masa Kecil! Mahasiswa KKN Undip Gabungkan Desain Taman dengan Permainan Tradisional Anak

Diperbarui: 12 Februari 2023   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Visualisasi Taman Balai Desa Dumeling Bagian Kanan Pusat

Brebes (12/02/2023) -- Permainan tradisional adalah bentuk hiburan yang sudah ada sejak lama dan menjadi bagian dari budaya suatu masyarakat. Permainan ini biasanya dimainkan di luar ruangan dan tidak memerlukan alat teknologi atau gadget apapun. Permainan tradisional seperti bola, gasing, congklak, dan lainnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak seperti meningkatkan kemampuan fisik, kreativitas, sosialisasi, dan pemecahan masalah.

Di saat yang sama, kemajuan teknologi dan popularitas gadget seperti ponsel cerdas dan tablet telah memberikan dampak yang besar terhadap cara anak-anak bermain. Anak - anak saat ini seringkali lebih tertarik untuk bermain game daring atau menonton video daripada bermain permainan tradisional. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu yang mereka gunakan untuk bermain permainan tradisional, dan mempengaruhi keterampilan dan nilai-nilai yang mereka pelajari melalui bermain.

Walaupun begitu, permainan tradisional masih memiliki tempat yang penting dalam budaya dan pendidikan anak-anak. Mereka dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik halus dan kreativitas, serta memberikan wawasan tentang budaya dan nilai-nilai lokal. Oleh karena itu, penting untuk menjaga eksistensi dan popularitas permainan tradisional dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk tetap terlibat dengan permainan ini.

Melatarbelakangi hal tersebut, mahasiswa Tim 1 KKN Undip Periode 2022/2023 atas nama Chintya Aulia Haninditha dari jurusan Arsitektur membuat inovasi baru mengenai rancangan desain taman balai desa dengan konsep yang bertemakan permainan tradisional sebagai sarana terbuka hijau untuk masyarakat, anak -- anak, dan perangkat desa. Taman yang didesain ini memasukkan unsur -- unsur permainan tradisional yang bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan permainan tradisional kepada anak -- anak untuk mengurangi penggunaan gadget. Selain itu, taman ini juga dapat digunakan untuk tempat relaksasi bagi masyarakat sekitar.


360 panorama Taman Balai Desa Dumeling

Perancangan ini juga dibuat dikarenakan potensi Balai Desa Dumeling yang memiliki lahan kosong dengan luas sekitar 1007,61 m2 yang dapat diolah menjadi taman. Upaya penyediaan ruang terbuka hijau berupa taman ini sudah menjadi bagian dari rencana pembangunan desa. Akan tetapi masih belum direalisasikan karena prioritas pembangunan jalan desa. Perancangan desain taman ini dibagi menjadi dua bagian yakni bagian kanan dan bagian kiri. Pada bagian kanan dikhususkan untuk taman bunga dengan bentuk yang dinamis untuk tempat bersantai. Pada bagian pusat taman terdapat pohon tabebuya berwarna pink untuk menciptakan suasana yang berbeda serta warna kontras yang menarik perhatian.

Gambar Visualisasi Balai Desa Dumeling Bagian Kanan Depan

Gambar Visualisasi Balai Desa Dumeling Bagian Kanan Belakang

Pada bagian kiri diolah menjadi taman bermain dengan memasukkan unsur permainan tradisional, contohnya seperti cublak suweng pada bagian gazebo, congklak pada meja kayu kecil, gobak sodor serta engklek. Untuk memperkenalkan permainan tradisional ini, maka dibuatlah papan informasi mengenai permainan tersebut beserta cara -- cara bermainnya. Selain itu lampu -- lampu yang ada di taman ini menggunakan teknologi solar panel pada bagian atas yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik sehingga dapat menghemat energi.

Permainan cublak suweng di gazebo

Permainan congklak di meja kayu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline