"BoJack Horseman" merupakan serial Netflix yang rilis perdana pada tahun 2014. Tayang selama total enam musim, serial garapan Raphael Bob-Waksberg ini disebut-sebut sebagai salah satu serial paling populer dan ambisius yang pernah dibuat.
Berlatar di Los Angeles, California, serial ini berpusat pada krisis paro baya yang dialami seorang mantan bintang televisi top, BoJack Horseman, seekor kuda bertubuh manusia (terdengar aneh? Dalam serial ini, hewan-hewan humanoid hidup berdampingan bersama manusia asli).
Apa yang membuat "BoJack Horseman" begitu sukses? Selain latar yang unik, tokoh yang relatable, dan pengisi suara yang andal, jalan cerita yang brilian dan berani dalam mengangkat isu-isu kontroversial membuat menonton "BoJack Horseman" sampai khatam menjadi salah satu pengalaman yang harus dicicipi paling tidak sekali seumur hidup. Selama menonton total 77 episode "BoJack Horseman", penulis tak henti-henti membatin, "Dari mana mereka mendapat ide seperti ini?"
Terlepas animasinya yang tampil cerah dan ceria, atau humor ringan yang ditampilkan pada episode-episode awal, "BoJack Horseman" jelas bukan untuk ditonton anak-anak. Bahkan, penonton dewasa pun kadang tetap dibuat speechless pada momen-momen tertentu.
Sebagian besar isu yang diangkat memang sudah biasa di negara-negara Barat. Namun, menggunakan kacamata berlensa budaya ketimuran yang kental untuk menilik kehidupan BoJack Horseman dan kawan-kawannya akan memberi sensasi berbeda ketika menonton serial ini.
Nah, ini dia 4 muatan serial "BoJack Horseman" yang paling kontroversial bagi warga +62. Spoiler alert! Kalian yang tak ingin pengalaman menontonnya ternodai spoiler apapun bisa lanjut baca artikel ini setelah selesai menonton, ya!
1. Depresi dan Perkara "Kurang Bersyukur"
Segala hal baik yang jadi dambaan warga +62 terjadi pada BoJack. Dia punya pacar cakep yang mencintainya, karier cemerlang di dunia hiburan, teman-teman sejati yang selalu membantunya, dan semua itu dia nikmati di sebuah rumah mewah bergaya modern di Berverly Hills.
Sayangnya, masa kecil yang hancur dan akumulasi kesalahan yang dia lakukan membuat BoJack terus-terusan merasa seperti sampah dan berakhir dengan lebih banyak keputusan toxic baik bagi Bojack sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Dalam berbagai kesempatan, tokoh utama kita ini selalu menunjukkan, baik secara tersirat maupun tersurat, bahwa dia tak pernah menyukai dirinya sendiri.
Walaupun beberapa kali dia telah mencari cara untuk merasa baik terhadap dirinya sendiri, sampai episode terakhir pun, BoJack tidak pernah benar-benar bahagia. Serial ini ditutup dengan sebuah adegan di mana BoJack dan sahabatnya, Diane, duduk di atap sambil berbincang tentang bagaimana BoJack terus-menerus membuat Diane merasa harus menolongnya. Kemudian keduanya terdiam untuk bermenit-menit panjang sampai tayangan kredit mengakhiri serial tersebut begitu saja.