Lihat ke Halaman Asli

Chindy Martha Chairutullah

Mahasiswa Universitas Brawijaya

Demokrasi Banjir Serangan Fajar dan Politik Uang, Pilkada 2024 Aman?

Diperbarui: 6 Juni 2022   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Argumentasi menjadi tidak berarti lagi, semua suara akhirnya lindap menuju mati" - Najwa Shihab

Membaca sepenggal kalimat diatas maka Anda akan langsung mengingat kalimat-kalimat politik lain Najwa Shihab yang bijak dan tegas yang biasa Anda temukan di siaran TV "Mata Najwa". Pembawa berita atau presenter cantik ini dikenal sebagai wanita berani yang mewawancarai para pejabat tentang dunia politik yang begitu rumit dan sulit untuk dibayangkan. 

Bagaimana tidak, dari kalimat tersebut saja kita dapat mengetahui bahwa demokrasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Hal ini dibuktikan pada pemilihan pemimpin yang kerap kali masih menimbulkan polemik pada saat rakyat akan menentukan hak suaranya untuk memilih pemimpin masa depan.

...

"Pada pagi hari di hari yang bertepatan dengan pemilihan, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku. Hentakan kaki yang mendayu seolah mendukung fikirku yang terbawa dalam lamunan, menerka-nerka siapa yang ada di balik pintu itu. Ah, ternyata seorang pria dan satu wanita dengan membawa bingkisan yang entah apa isinya menyapaku dengan ramah. Mereka berbicara banyak mengenai salah satu pasangan yang kutahu menjadi salah satu calon pilkada kali ini dan beropini bahwa mereka yang terbaik. Kemudian, mereka memberikan bingkisan yang ternyata berisi sejumlah uang dan juga sembako, dengan memberikan pesan bahwa aku dan keluarga harus memilih pasangan calon X. Bingkisan tersebut mampu membuat kami mengubah suara, meskipun pada awalnya akan memilih pasangan calon lain yang kami anggap dapat memikul beban rakyat kedepannya. Satu hal yang kami yakini, bahwa mungkin orang-orang di luar sana juga menerima bingkisan yang sama tanpa berfikir efek kedepannya."

Cerita tersebut merupakan bentuk representasi dari demokrasi Indonesia pada saat pilkada berlangsung atau yang biasa Anda sebut sebagai serangan fajar dan politik uang. Politik uang merupakan langkah untuk mempengaruhi orang lain (biasanya dengan menggunakan imbalan materi demi mempengaruhi suara pemilih), sedangkan serangan fajar biasanya dilakukan pada saat sebelum, selama, atau sesudah kampanye (hari tenang) (Tou, 2020). 

Dalam hal ini, serangan fajar dan politik uang dapat menjadi salah satu faktor penyebab adanya strategi kampanye elektroral di Indonesia karena pilkada menjadi lahan untuk jual-beli suara. Jika hal ini terus dilanjutkan, bagaimana kelangsungan pilkada pada tahun 2024 mendatang?

Pembagian "Buah tangan" dari Paslon

Sudah sepatutnya kita bersyukur bahwa saat ini Indonesia merupakan negara yang demokratis bahkan dikenal sebagai negara demokratis terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat. Indonesia yang dikenal dengan sistem pemilu dalam demokrasinya, memiliki indikator keberhasilan yang bukan hanya dilihat dari tingginya angka partisipasi pemilu saja, namun juga dilihat dari tidak adanya kasus politik uang dan serangan fajar ketika penyelenggaraan kampanye. 

Kepercayaan publik pada proses dan hasil pemilu berkaitan dengan kualitas penyelenggaraan karena bagi publik, kunci pemilu terletak pada integritas, bersih, dan netralitas penyelenggara. Prinsip demokrasi untuk menghadirkan pemimpin yang berkemampuan di Indonesia masih perlu untuk mendapat perhatian. Hal ini dikarenakan sistem pemilu Indonesia masih menimbulkan kontroversi dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu adanya serangan fajar dan praktik politik uang.

Serangan fajar merupakan kata kuno yang sudah cukup lama hadir, berawal ketika Thomas Stanford Raffles menerapkan sistem pemilihan kepala desa yang tidak lagi bersifat turun temurun. Kemudian dalam Staatblad No.490 dimuat kebijakan yang disebut IGOB (Inlandsche Gemeente Ordonnantie Biutengewsten), yang memuat wewenang pemerintah desa serta aturan terkait dengan susun organisasi termasuk tata tertib beserta aturan hukum lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline