Lihat ke Halaman Asli

Babi, Membabikan Kita

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau Hidup Sekedar Hidup,Babi di Hutan Juga Hidup. - Buya HAMKA-

Indonesia negara yang terkenal dengan sifat gotong royong, tepo seliro ramah serta sopan santun. Namun kalu diperhatikan beberapa tahun ini sepertinya hanya tinggal cerita bahagia dimasa lalu. Kok bisa, yang bisa menjawab diri kita masing masing dengan hati yang bersih. Mungkin kata kata Buya HAMKA bisa menjadi tepat untuk mendeskripsikan nya.

Kalau mengartikan bebas dari mahkluk ini  (BABI) mungkin seperti berikut:


1.DNA babi mirip dengan manusia, sehingga sifat buruk babi dapat menular ke         manusia

2.Babi merupakan hewan yang tidak mempunyai leher. Ini membuat babi kesulitan menengok kanan dan kiri sehingga pandangannya hanya kedepan.  Bisa diartikan tidak mau merepotkan diri dengan pandangan sekitar (egois)

3.Babi mempunyai ekor yang kecil, dibandingkan dengan hewan kaki 4 lainnya. Dan dalam kebudayaan jawa ekor/ buntut mempunyai arti keluarga.  Ketika kita tengok kebiasaan babi mereka cenderung mengabaikan anaknya (sehingga anaknya dewasa sebelum waktunya).

4.Ketika 3 ekor ayam (2 pejantan dan 1 betina) dimasukkan dalam 1 kandang maka ayam jantan akan bertarung memperebutkan betina ketika berhasrat. Sebaliknya ketika 3 ekor babi (2 pejantan dan 1 betina) dimasukkan kekandang yang terjadi ke dua pejantan akur menggilir betina tanpa pertengkaran selintas seperti toleran namun sejatinya mereka tidak punya rasa malu dan cemburu. Tidak sampai segitu saja mereka  (pejantan akan berkawin juga/homosex).  Keunggulan nafsu birahi babi sangat tinggi bahkan mereka mengenal sex lebih muda dari hewan berkaki empat lainnya. Untuk betina hanya cukup 4 bulan saja, untuk hamil 6 bulan  dan jantan 8 bulan saja sedangkan hewan lain minimal 8 bulan.

5.Babi mempunyai bentuk bodi yang montok (tambun) dan konotasi kita pasti orang tambun banyak makan. Demikian juga babi sangat rakus, dia memakan semua makanan tidak peduli apa kata orang hehehe. Sangking rakusnya ketika sudah kenyang dan tidak ada makanan lagi ditemui maka dimuntahkanlah isi perutnya untuk dinikmati lagi. Hebatnya lagi kotoranpun disantap bahkan kotoran dia sendiri.

6.Babi merupakan hewan pemalas dan cenderung lemah.  Tidak suka bersusah payah (yang ada aja dimakan ga perlu cari yang disukai) dengan begitu hanya pasrah pada nasib tidak mau berusaha. Pengecut (berisik suaranya namun takut kalau didekati).

7.Binatang yang senang ditempat kotor bahkan nyaman dengan kondisi yang kotor.

Bagaimana dengan kita,Bangsa kita,pemimpin kita? Apakah mempunyai kebiasaan atau kesukaan layaknya babi?


ØSering mengeluh tanpa berusaha? Berkomentar tapi tidak turun ke lapangan

ØNyaman dengan kondisi yang ada? Tidak ada usaha memperbaikinya? Materialistik?

ØAsik dengan diri sediri tidak memikirkan yang lain?

ØToleran dengan syahwat ? Alay, homosex, sex bebas

ØSuka hal hal kotor? Meski sudah dimandikan (ceramah agama/pendidikan moral) selepasnya  masuk kubangan lagi

ØMemakan apa saja tanpa peduli dari mana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline