Lihat ke Halaman Asli

Obrolah Kaum Marjinal Korban “Keadilan”

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, rame banget deh ngobrolin rencana tahunan. Rencana terhangat yang dibicarakan adalah wacana naiknya BBM April nanti... hm… kalau kita mau minta pendapat responden, yakinlah 99,9999999999999% orang pasti tidak setuju. Hehe… yang 100% kan hanya milik Allah semata kata Pak Ustad.

Kayaknya masih hangat-hangat tahi ayam kalau mengingat tragedi kenaikan BBM kemarin. Seolah baru terjadi kemarin sore. Tanpa dikomando, dengan naiknya harga BBM, naik pulalah segala jenis kebutuhan hidup makhluk hidup. Asli semua makhluk hidup. Nggak cuma manusia doang kok!

Seperti yang kita tahu, selain bahan pokok yang melejit harganya, pasti pakan ayam, pupuk de el el pada ikut-ikut merangkak naik (ini sih laporan dari emak yang suka curcol sama saya). Ibarat kata kayak kita naik roller coaster macet kali ya… udah naiknya melejit cepet banget, sampai di atas rusak dan tidak bisa kembali lagi. Keoklah pasti kita ini. (Tetapi untungnya belum ada kayaknya roller coaster yang mengalami kejadian kayak gitu cin! Benar-benar perumpamaan yang buruk dari saya.}

Sebagai warga negara yang baik dan taat pada pemerintah, so kita kudu mau ngikutin apa pun kebijakan pemerintah. Tetapi saya lebih suka menyebutnya ketidakbijakan pemerintah! Hehe… coz nggak bijak bagi saya. Peace!!!!!!

Dari segala rencana pemerintah (sebutlah itu kebijakan jika anda setuju), saya harus mulai merancang otak untuk menetukan karir hidup saya ke depan.

Awalnya pengen bikindemo yang mengkritisi pemerintah. (Jiwa mahasiswa saya belum punah rupannya). Tetapi sudah tidak mungkin. Maklum, sudah pensiun dari dunia civitas akademika. Masa mahasiswa sudah terlewatkan. Padahal itu adalah masa di mana kita menjadi sosok idealis! Sosok yang kritis! Yang menjadi pahlawan masyarakat kecil! (Duh udah kayak superman aja deh}

So otak saya pun berpacu keras demi mencari ide guna mendapat bekal di kehidupan duniawi yang penuh polemika ini. (Moga-moga saya tidak lupa mencari bekal kehidupan abadi nanti. Tobat: mode on!)

Mau cari kerjaan sampingan, susah Bro!… teman-teman saya yang sudah pada lulus aja belum dapat kerjaan. Padahal kuliah mahal, tapi dapat kerja susah juga. Apalagi yang tidak sekolah coba? Sabar dan ikhtiar kawan… Allah memberi cara tersendiri untuk melukis rejeki kita!

Mau bikin usaha, (Siapa tahu jadi pengusaha luar biasa.) belum ada modal. Mau berhutang takut bunganya menjerat. Belum lagi ada lintah-lintah penghisap darah, eh maksudnya lintah darat or dept collector yang merajalela. Bawaanya jadi merinding melulu…

Mau minta tambahan sama ortu, kok kayaknya durhaka amat ya saya? Harusnya saya yang memberi mereka sekarang. Sudah bukan saatnya. (Sudah tuir sih... hehe....)

Terbersit bisikan dari sisi kiri saya untuk njambret, nyolong, nyopet dan tindakan sejenisnya. Tapi kok ancaman mengerikan. Belum lagi, tadi pagi melihat berita sadis bin bombastis yang membuat jiwa-jiwa jahat mengkeret. Seorang penjambret atau pencopet ya..(lupa) kakinya tertembak polisi gara-gara ketahuan dan hendak kabur. Sudah begitu, tas yang dirampasnya tak berisi uang. Hanya berkas-berkas, nota serta tagihan. Asli! Tidak ada uang sepeser pun! Ajib dah! Say no ajahlah sama bisikan-bisikan ini. hust ingat dosa.. dosa...

Tanpa sadar, karena luka hati saya yang merana. Jari-jari saya pun menari-nari di atas keyboard. Mengungkapkan kesedihan, kegelisahan dan curhatan pastinya. Apa siap siaga kita dalam menghadapi kehidupan kedepan yang pastinya tidak lebih mudah?

Hati kecil saya tiba-tiba nongol dan menjawab. Dibawa santai aja sista... keep smile... positif thingking dan positif feeling... Allah bersama kita… hehe…

Saya pun kembali menulis sambil menggariskan seulas senyum di bibir saya. Nulis aja ah…

Bagaimana dengan anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline