Pendidikan sekolah dasar merupakan pendidikan pertama formal yang di alami anak usia 6-12 tahun pada usia sekolah dasar anak sudah mulai mengalami perkembangan pertumbuhan baik fisik, sosial, emosional yang sangat pesat jika pada tahap perkembangan sebelumnya tidak di lumpuhkan potensi baiknya maka pada usia dasar mereka akan sanggup menyerap apa saja yang ia dapatkan. Perlu kita ketahui bahwa anak usia sekolah dasar lebih senang belajar melalui indera serta pengalamannya.
Pada pembelajaran anak usia sekolah dasar peran orangtua sangat di perlukan terutama dalam akademis dan kejiwaan anak agar anak belajar dengan baik dan nyaman, sebagai orangtua harus mempersiapkan samapi hal terkecil sampai hal terbesar misalnya kita membantu anak menyiapkan alat tulis (pensil, penghapus, penggaris, bullpen, krayon dll).
Ajarkan anak supaya mandiri misalnya sepulang sekolah kita ajari untuk menggantung baju di almari merapikan sepatu menata buku ketika sudah kita ajarkan jadikan hal seperti itu menjadi kebiasaan yang akan ia terapkan hingga dewasa, kemudian kita persiapkan dari segi fisik dan mentalnya jangan biasakan orangtua membolehkan anak nonton tv hingga larut malam jadi bangun kesiangan
Ajarkan supaya anak terbiasa untuk bangun pagi kemudia pakai seragam rapi biasakan ketika anak masih berada di TK-B jadi anak ketika masuk SD hal itu bukanlah menjadi hal yang berat baginya.
Kemudian jangan biasakan menunggu anak di saat jam pelajran karena di SD tidak semua sekolah yang membolehkan orangtua menunggu anak di saat jam pelajarn jadi biasakan anak untuk di antar jemput saja.
Ajarkan sosialisasi yang baik contohnya jangan sampai orangtua membuat nyaman anak dirumah dengan fasilitas yang serba terpenuhi sehingga anak tidak mau bermain dengan teman-temannya ketika anak bermain dengan temannya maka disitu anak akan belajar bersosialisasi yang sangat membantu dalam tahap perkembangan bahasa anak, terapkan perilaku untuk meminta maaf, minta tolong dan terimakasih ketika sedang minta batuan teman.
Orangtua hanya boleh menggunakan kata "Pokonya" dan "Harusnya" kata-kata tersebut lebih cenderung ke pengasuhan orangtua yang demokratis artinya tidak terlalu mekekang anak tetapi tetap dalam pengawasan dan membuat perjanjian kepada anak, contohnya ketika anak izin bermain kerumah temannya maka sebelum berangkat harus ada perjanjian terlebih dahulu "iya adek boleh main, pokonya jam 9 harus pulang" itu salah satu penerapannya.
Disini kita sebagai pendidik atau juga harus benar-benar memperhatikan perilaku dan sikap anak kita ajarkan dengan cara menerapkan perbuatan baik saat di sekolah maupun di rumah. Maksud dari 3M dan 1T adalah Minta maaf, Minta tolong dan Terimakasih. Semoga bermanfaat terimakasih.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H