Lihat ke Halaman Asli

Modus Anak Jalanan

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat saya dan teman saya sedang makan di KFC yang berada di sebuah mal di daerah Jakarta Utara. Saya melihat 3 orang anak jalanan yang sedang mencari uang dengan meminta-minta kepada para pengunjung yang sedang makan ditempat tersebut.

Saat itu saya mencoba menghampiri mereka dan bertanya “apakah kalian mau makan?” dan mereka pun menjawab “mau”. Akhirnya saya pun memesan makanan dan minuman untuk mereka bertiga. Setelah saya memesan makanan dan memilih meja untuk mereka makan, saya langsung kembali ke meja saya. Beberapa menit kemudian ketika saya sudah selesai makan, saya pun kembali menghampiri mereka bertiga. Disana saya bertanya-tanya kepada mereka bertiga “mengapa mereka bisa sampai melakukan hal seperti itu ?” karena bagi saya mereka masih kecil. Mereka saja masih duduk dibangku SD yang seharusnya lebih banyak bermain dan belajar bukan mencari uang untuk membantu kedua orang tuanya. Salah satu dari mereka menjawab kalau bapaknya sudah tidak ada (meninggal) sedangkan ibunya sedang sakit di rumah dan tidak ada uang untuk pergi berobat. Mendengar hal tersebut, saya merasa tidak percaya. Akhirnya saya terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mengajarkan mereka untuk berkata jujur. Dengan mereka berkata jujur pun saya tidak akan memarahi mereka. Akhirnya salah satu dari mereka (anak yang paling kecil), dia berkata bahwa ayahnya adalah seorang supir taxi dan ibunya tidak sedang sakit. Mereka juga sempat berkata kalau mereka bertiga adalah kakak beradik atau saudara sekandung. Saya juga tidak percaya dengan perkataan tersebut karena wajah mereka sama sekali tidak mirip.

Berjalannya waktu, akhirnya mereka pun jujur bahwa mereka memang bukan kakak beradik atau saudara sekandung melainkan hanya teman. Salah satu teman saya juga pernah berkata kalau dia pernah melihat seorang pengemis yang pulang dengan menggunakan ojek motor dan dia merasa bingung dengan kejadian tersebut.

Setelah kejadian tersebut saya mulai merasa tidak simpati lagi dengan anak-anak kecil yang mengemis di pinggir jalan. Saya merasa kalau dia telah berbohong dengan membohongi bahwa ayah atau ibunya sakit, anak yatim, piatu, yatim piatu, dll. Saya juga sempat menceritakan hal tersebut kepada papa saya dan dia mengajarkan saya untuk tetap berbagi dengan mereka karena tidak semua orang itu sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline