Kerusakan ekologi menjadi salah satu ancaman krisis iklim yang kian menghawatirkan. Maraknya pemberitaan dimedia memperlihatkan betapa seriusnya masalah ini. Hal ini diperparah oleh ulah manusia yang katanya cinta negeri namun masih melakukan penebangan hutan, pembakaran lahan, dan pertambangan yang dilakukan secara terus menerus atau berulang dalam waktu lama dan skala besar.
Pembangunan yang tidak berkelanjutan sering kali dilakukan dengan dalih memajukan perekonomian dan infrastruktur negara. Namun, dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan sering kali diabaikan. Penebangan hutan yang tidak terkontrol menyebabkan hilangnya habitat alami berbagai flora dan fauna, serta mengurangi kemampuan hutan dalam menyerap karbon dioksida, yang pada akhirnya memperburuk perubahan iklim.
Pembakaran lahan untuk membuka lahan pertanian juga sering menyebabkan polusi udara dan kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, kegiatan pertambangan yang tidak ramah lingkungan dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah, serta kerusakan ekosistem setempat.
Tindakan-tindakan tersebut dapat mengancam keberlangsungan hidup banyak spesies, termasuk manusia itu sendiri. Kekayaan alam yang seharusnya dijaga dan dimanfaatkan secara bijaksana malah dieksploitasi tanpa batas, meninggalkan bekas yang sulit diperbaiki bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan paradigma dalam cara kita berinteraksi dengan alam.
Kita perlu beralih menuju pola pembangunan yang berkelanjutan, yang mengutamakan keseimbangan antara kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan. Dengan demikian, kita tidak hanya mencintai negeri ini, tetapi juga bertanggung jawab secara nyata atas warisan alam yang kita warisi dari generasi sebelumnya.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kesadaran dan tindakan nyata dari semua pihak. Pemerintah harus memperketat regulasi dan penegakan hukum terkait perlindungan lingkungan. Masyarakat juga harus lebih peduli dan terlibat dalam menjaga kelestarian alam. Dengan demikian, kita dapat menunjukkan cinta kita kepada negeri ini tanpa harus merusak ekologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H