Lihat ke Halaman Asli

chika azalia maghfira

universitas airlangga

Misteri Pantangan Lele di Tanah Pecel Lele Lamongan

Diperbarui: 26 Desember 2024   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

spanduk pecel lele (Instagram/habiskerjacom) 

Lamongan terkenal dengan kulinernya yang khas, Lamongan sudah menjadi label tersendiri dalam dunia kuliner. Soto Lamongan dan Pecel lele Lamongan, Kuliner yang sangat melekat dengan nama Lamongan. 

Pecel lele, identik dengan sebuah kabupaten kecil bernama Lamongan. Tapi, apakah kalian tahu kalau warga Lamongan sebetulnya tidak boleh makan lele?

Larangan makan lele bagi warga Lamongan sudah ada sejak jaman dahulu, asal-usul larangan ini muncul disebabkan oleh cerita masyarakat yang melegenda, yaitu cerita tentang murid Sunan Giri, Ki Bayapati. 

Larangan ini dimulai Ketika Sunan Giri III melakukan perjalanan menyusuri Sungai Bengawan Solo dan singgah di sebuah desa yang kini termasuk dalam Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Pada malam itu, hanya terlihat satu rumah yang maish menyalakan lentera yaitu rumah mbok rondo, setelah berbincang dengan Mbok Rondo, Sunan Giri III pergi tanpa menyadari bahwa kerisnya tertinggal di rumah Mbok Rondo. 

Sesampainya Sunan Giri III menepi di giri, ia baru tersadar bahwa kerisnya tertinggal di rumah mbok rondo, sehingga Sunan Giri III memerintahkan Muridnya yang bernama, Ki Bayapati (yang dikenal sebagai Mbah Bayapati), ditugaskan untuk mengambil keris yang tertinggal. Ia menggunakan ilmu kanuragan untuk mendekati rumah Mbok Rondo secara diam-diam. Namun, Mbok Rondo terbangun dan mengira Ki Bayapati adalah pencuri, sehingga ia berteriak "maling!". 

Dalam upayanya untuk melarikan diri dari warga yang mengejar, Ki Bayapati menuju sebuah kolam yang dipenuhi ikan lele.Ki Bayapati lompat dan masuk ke kolam ikan lele, Ikan-ikan ini memberikan perlindungan padanya, sehingga warga kesulitan menemukannya karena lele-lele tersebut berkumpul di permukaan air. 

Setelah berhasil menghindari bahaya, Ki Bayapati keluar dari kolam dan bersyukur atas perlindungan yang diberikan melalui ikan lele. Ia kemudian bersumpah bahwa dia dan keturunannya tidak akan pernah memakan ikan lele lagi. Pantangan ini kemudian menjadi tradisi bagi sebagian warga asli Lamongan, terutama di Kecamatan Glagah dan Desa Medang. 

Dengan bersumpahnya Ki Bayapati akhirnya anak-cucunya berusaha mempertahankan dan lahirlah berbagai mitos, salah satunya jika warga Lamongan asli makan lele maka akan mengalami sakit gatal-gatal di sekujur tubuhnya. 

Makam Ki Bayapati (Facebook/Lamongan Merdesa) 

Tapi kenapa malah banyak warga Lamongan yang berjualan pecel lele, baik di Lamongan maupun luar kota?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline