Dalam konteks kewarganegaraan, Identitas Nasional diartikan sebagai karakteristik, ciri-ciri, ataupun jati diri yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Identitas nasional mencerminkan jati diri suatu bangsa dan menjadi fondasi penting dalam memahami dan membedakan masyarakatnya dari bangsa-bangsa lainnya.
Identitas fundamental menjadi hal pokok, meliputi dasar negara, falsafah, dan juga ideologi. Sedangkan identitas instrumental sebagai alat atau media, yang meliputi bendera merah putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, Garuda Pancasila sebagai lambang negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan juga semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika.
Kebudayaan Indonesia mencakup segala sesuatu yang membentuk dan berhubungan dengan kehidupan masyarakat Indonesia, yaitu nilai- nilai, norma-norma, kepercayaan, budaya, seni, dan adat istiadat. Hal ini mencerminkan warisan sejarah yang beragam. Dengan berbagai ragam kebudayaan, sangat tidak menutup kemungkinan terjadi banyaknya konflik dalam negeri ataupun luar negeri dengan negara lain.
BUDAYA INDONESIA YANG DIKLAIM NEGARA LAIN
Beberapa contoh situasi yang pernah konflik dengan negara lain yaitu klaim pada lagu “Rasa Sayange”, batik, angklung, sasando, wayang kulit, batik, dan Reog Ponorogo.
Perdebatan terkait tuntutan hak kepemilikan batik dan angklung, menjadikan kita untuk menjaga dan mempertahankan integritas budaya Indonesia serta menegaskan hak kepemilikan atas elemen-elemen tersebut. Pentingnya upaya ini dalam pengakuan internasional, di mana negara-negara di dunia saling bekerja sama untuk menghormati dan melindungi kekayaan budaya yang dimiliki oleh masing-masing negara.
Contoh lain yaitu saat Malaysia mengklaim wayang kulit sebagai warisan budaya mereka. Namun, klaim tersebut ditolak UNESCO dan justru UNESCO secara resmi mengakui wayang kulit sebagai warisan budaya otentik Indonesia. Percobaan pihak asing untuk mengakui dan mengapropriasi warisan budaya Indonesia telah menjadi sumber ketegangan dan diskursus yang kompleks. Fenomena ini sering sekali terjadi yang tidak hanya melibatkan masyarakat umum, tetapi juga pemerintah dan lembaga internasional seperti UNESCO.
FAKTOR KLAIM BUDAYA INDONESIA
Klaim terhadap warisan budaya Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari segi faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu dengan ketidakjelasan aturan yang melindungi warisan budaya bangsa, minimnya kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya, dan kurangnya apresiasi terhadap pelestarian budaya. Masih banyak juga masyarakat yang memiliki pola pikir rendah dengan menganggap sepele dan tidak peduli akan warisan budaya negara sendiri.
Sedangkan secara eksternal yaitu keterbatasan peran pemerintah dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia, hal ini menjadi hal yang signifikan di mana dapat terlihat dari minimnya dukungan untuk pelestarian warisan budaya.
Selain itu, negara-negara lain yang mengalami krisis identitas, hal ini mendorong mereka untuk mencari identitas nasional negaranya dengan klaim terhadap budaya bangsa lain, termasuk Indonesia. Faktor eksternal di era globalisasi seperti saat ini sangat rentan, karena dengan begitu cepat teknologi bergerak untuk melunturkan warisan budaya sendiri dan lebih menyukai budaya luar yang masuk.
DAMPAK KLAIM BUDAYA INDONESIA OLEH NEGARA LAIN
Peristiwa klaim budaya Indonesia oleh negara lain tentu saja sangat berdampak bagi keberagaman budaya dan kesenian bangsa Indonesia. Pada era globalisasi, sangat rentan masuknya budaya asing yang akan menggeser perhatian dan warisan budaya tradisional. Konflik sosial juga bisa memicu hilangnya tradisi kultural dan hilangnya artefak yang sudah dimiliki bangsa Indonesia. Padahal perlu kita sadari bahwa sejak Indonesia berdiri memiliki beribu-ribu budaya yang sangat diidamkan oleh negara lain.
Reduksi citra budaya Indonesia di mata internasional dapat menjadi salah satu dampak dari klaim budaya Indonesia oleh negara lain. Berbagai persepsi tidak benar dapat memengaruhi cara dunia melihat kekayaan budaya Indonesia. Dengan sikap memahami dan menghormati keragaman, tentu saja budaya bangsa sendiri dapat dicegah untuk menghindari dampak negatif tersebut.