Lihat ke Halaman Asli

Terbang Tanpa Sayap

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mungkin pada saat yang bersamaan kau akan meninggalkanku juga, dengan sebilah pisau maka kaupun akan mengancam dirimu sendiri dalam gelapnya malam.

"Sebenarnya apa yang telah terjadi pada dirimu?"

"Aku meninggalkanmu bukan berarti aku pergi untuk selamanya".

Aku hanya ingin sejenak beristirahat, karena mungkin aku terlalu lelah dengan semua lelucon ini, terlalu memaksakan diri untuk jadi seperti yang aku mau. Menjadi api dalam air. Kau tau itu kan?

"Tetapi aku tidak ingin menjadi bara yang padam terkena hujan, harusnya kau tetap mengertikan aku"

Airmata meleleh seperti lilin yang massanya hendak terhenti. Jantungnya berdegup kncang.

"hahahahaha.. Apa kau lelah sayangku? Yayaya.. aku tahu itu"

"Ya... Aku lelah denganmu, aku lelah terus menunggumu, aku lelah dalam diamku, aku lelah dalam gerakku, aku lelah terus ada di belakang kau dan dia. Kau tahu itu?"

Senyumnya, membuatku tenang. Tawanya, membuat hariku berwarna. Dan candanya, membuatku bersemangat jalani hidup. Tapi kini, saat ini, aku cape. Tangisku membuncah memecahkan malamku.

Bisa kau bayangkan betapa sakitnya ketika kita harus menunggunya sementara ia bersenang-senang dengannya dan terus melontarkan janji-janji manis padaku.

Kini saatnya ku melepaskan semua, semua yang dulu kunanti dengan tak sabar. Ya... mungkin suatu saat nanti semua ini akan ku miliki kembali dengan yang lebih berarti walau ku berat melepasnya.

Keep spirit and Keep smile :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline