Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Kota Tua yang Memanggil Pemudanya

Diperbarui: 7 Februari 2017   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hadini-qudsy.blogspot.co.id

/

Kota renta nan rapuh, di mana pintu-pintu rumahnya dibiarkan terbuka lebar, menganga, mulai ditinggalkan penduduknya.

Namun agaknya, sang kota tak berkehendak untuk menghabiskan umur tuanya dengan menyendiri.

Moyangnya semenjak jaman purba, tak ingin menyaksikan panggung-panggung tarian tradisional yang semula meriah menjelma nihil, kosong melompong.

Sedangkan generasi baru begitu melambat pertumbuhannya.

Jumlah kakek dan nenek lebih banyak dari pemuda pemudinya: sebuah refleksi atas piramida populasi yang terbalik.

/

Apatah ..

Kota itu semakin rindu akan denting dan alunan alat musik klasik.

Dan kala rindu semakin mencengkeram, tiba-tiba di suatu hari, sebuah bencana besar melandanya.

Masyarakatnya kehilangan segalanya: harta benda, jiwa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline