Lihat ke Halaman Asli

Chichi Aja

Teacher and Education Influencers

Rindu Guru

Diperbarui: 17 Oktober 2020   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mulai dari Tanggal 16 Maret 2020 sekolah ditutup, siswa belajar dari rumah secara daring, biasa disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar dari Rumah (BDR). Telah tujuh bulan siswa tidak bertemu lagi dengan guru dan siswanya secara langsung, mereka saling bertemu saat zoom meeting saat pembelajaran virtual. 

Betapa siswa dan guru saat ini saling merindukan, lama tak bertemu, lama tak bercerita, lama tak belajar bersama, tak lagi melakukan kegiatan di sekolah dan banyak lagi kegiatan yang telah lama ditinggalkan. Guru, siswa, orang tua dan para pejabat persekolahan semuanya bekerja lebih ekstra lagi, karena keadaan pandemic covid 19 yang mengubah total kehidupan kita semua. Manusia sebagai mahluk sosial tidak memiliki pilihan lain selain berada di rumah saja demi menjaga penyebaran covid 19 lebih luas lagi.

Menjadi guru yang dirindukan anak di sekolah menjadi mimpi semua guru. Baik guru TK, SD, SMP maupun SMA,SMK, namun perbedaan psikolog dan perkembangan anak membuat siswa jenjang SMP atau SMA/SMK bisa jadi sedikit kangen dengan gurunya. Siswa SMP dan SMA/ SMK pasti lebih rindu dengan kawan-kawan, suasana kelas, kantin, tempat ngobrol, tempat kumpul, pojok sekolah, tempat belajar dan halaman sekolah.

Pada masa pandemi ini guru berusaha beradaptasi dalam menghadapi perubahan teknologi yang masif dan tanpa terprediksi, gelombang perubahan teknologi cepat dan terus menerus. Perubahan yang terjadi membuat permasalahan di dunia makin komplek ditambah arus komunikasi yang tanpa batas. 

Gelombang perubahan ini berdampak pada anak didik kita yang bergeser kecintaannya dan perhatiannya kepada benda kecil yang dapat memberikan apa saja yang mereka inginkan. Mulai dari berita, pengetahuan, gosip bahkan informasi menyesatkan dan membahayakan anak didik ada di genggaman mereka. Benda itu disebut Gadget yang berbentuk android, tablet, laptop atau handphone. Selama paket data internetnya ada mereka bebas mengaksesnya. 

Positifnya banyak sama banyaknya dengan negatifnya, lalu apakah anak didik bisa memilih yang baik dari kedua pilihanya itu? Ini jadi PR kita sebagai guru dan orang tuanya baik di sekolah maupun di rumah saat PJJ. 

Nah kembali lagi ke peserta didik SMP,  SMA dan SMK apakah mereka merindukan gurunya?. Secara psikologis yang paling menarik perhatian mereka pada usia perkembangannya menurut saya adalah gadget yang paling dicintainya, lalu kawan bahkan pujaan hatinya terakhir siswa SMP, SMA, SMK baru menempatkan gurunya sebagai perhatiannya. Beda dengan peserta didik TK atau Paud yang menangisi kekangenannya pada guru dan sekolahnya.

dokpri

Hanya guru yang memiliki sentuhan juga mampu terkenang di benak dan hati siswanya yang akan dirindukan siswanya.  Ada video viral anak TK menangis begitu sedihnya karena rindu dengan guru dan sekolahnya. 

Tak putus-putus anak itu sambil bercucuran air mata memanggil-manggil nama gurunya dan merengek ingin bertemu guru dan ingin kembali bersekolah, kepada mamanya mencurahkan rasa sedihnya. Kita yang nonton video itu juga ikut hanyut dan bersedih juga. Setelah berminggu-minggu anak TK itu tidak sekolah hanya bertemu melalui dunia maya saat pembelajaran jarak jauh saja. Pastinya guru TKnya juga sedih melihat anak didiknya merindukannya di masa pandemic. 

Begitu dekatnya anak TK ini dengan gurunya yang pasti penuh kasih dan sayang bersama selalu di sekolah membangun kedekatan dan memberikan perhatian hingga terpatri dalam jiwa anak didiknya. Guru TK ini menginspirasi kita semua bagaimana agar bias seperti Guru yang dirindukan siswanya. Mas Menteri Nadiem pernah mengajak guru-guru untuk bisa seperti Guru Paud yang dapat membangun kedekatan yang penuh kasih dengan anak didik.


dokpri

Bagaimana menjadi guru yang dirindukan anak-anak di sekolah? Pastinya guru yang memberikan seluruh perhatian ikhlasnya kepada anak didik. Menghilangkan jarak diantaranya yang membangun komunikasi hangat tanpa jarak. Guru yang kata Pak Dirjen Guru Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu guru yang menghamba kepada muridnya, bukan guru yang hanya menggugurkan tugas mengajarnya dan menghantarkan pengetahuan saja. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline