Lihat ke Halaman Asli

Lelaki Tua dan Pedati

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Derit roda pedati memecah sunyi jalan berbatu. Seorang lelaki tua

terkantuk-kantuk dalam buaian angin lembut. Melangkah letih

sapi tua menghela pedati, menembus malam, membelah kampung sepi

pulang ke haribaan rumah kecil di balik rumpun bambu

seribu kisah telah ia lewati. Wajah keras merekam masa lalu

Tentang desing peluru kala musuh menyerbu

Bersama sepasukan burung garuda jantan

Ibu pertiwi ia pertahankan

Namun dengan nasib ia tak berkawan

Baju tentara ia tanggalkan

Pulang ke rumah masa kecilnya

Pada pedati hidup ia gantungkan

Lelaki tua dan pedati. Berbagi cerita saban hari

Pagi berangkat mengangkut mimpi

Pulang malam menjemput sunyi

Ada segumpal rindu menyesak, mengharap senyum istri-anak

Namun hanya sepi yang menyeruak

Hanya sepi yang menyambut

Sukorejo, 2007




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline