Lihat ke Halaman Asli

Chescko Chastilo

Pencinta puisi, suka membuat puisi.

Berpikir dan Berjuang

Diperbarui: 22 Agustus 2021   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Ada sesuatu yang datang dengan cara sembunyi-sembunyi"

Saya sempat membaca dan mendengarkan berita mengenai sejarah Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Bung Karno. Setelah menelusuri, Saya mendapatkan benang merah dari jiwa sang Proklamator yaitu "Berpikir" dan "Berjuang".
Jadi saat ini Saya mau berpikir dulu tentang besok mengenai uang rokok dan berjuang untuk bayar bon.

Mengingat situasi sekarang ini sungguh terjepit. Ekonomi yang lemah lembut berubah menjadi lemah lapar dan kurus.  Semua ini terjadi karena ada sesuatu yang datang  dengan cara sembunyi - sembunyi pada malam hari disaat Manusia bumi masih terjaga dengan tidurnya masing-masing.

Setelah bangun dari pagi barulah terjadi bencana sana - sini. Menimbulkan pertanyaan dalam hati. Mengapa semuanya ini terjadi tanpa ada yang mengetahui?

Banyak Manusia berargumentasi dengan pandangannya masing-masing tanpa ada solusi karena bencana ini . Pasti ini karena hujan yang lebat salah satu dari mereka berkata dengan suara yang lantang dan terbata - bata, mereka berani namun takut juga berorasi, takut dicambuk penjara "mungkin," kataku dalam hati...

Sial....! Saya juga terkena dampaknya. Seragam kerja tersapu dan hanyut bersama bencana yang datang dengan cara sembunyi-sembunyi . Bencana yang datang sembunyi-sembunyi juga meluluh lantakkan semuanya isi penghuni bumi banyak bangunan yang hancur. Perusahaan, Toko, Kantor, Sekolah, Rumah makan dan hampir semuanya ditutup karena takut dengan sesuatu yang datang dengan cara sembunyi-sembunyi

Panik, barang - barang antik jadi sepi dari pembeli. Gadis - gadis cantik yang setiap pagi berdasi pergi ke kantor mulai tak terlihat lagi. Mbah Marsah yang jualan nasi Jinggo untuk kehidupannya sehari-hari juga takut keluar dari Rumah. Soalnya Mbah Marsa tidak mempunyai anak, apalagi orang belakang atau orang dalam atau apalah

Asap menggulung, mengepul disela - sela lemari Buku . Ada tanya yang bertanya : Apakah ini memang bencana : banjir, longsor, atau semacamnya...?
Saya berargumen dengan hati yang sendiri, sepi, dingin, menggigil saya tidak gigit jari. Sebab saya tidak mau patah semangat dengan situasi ini. "Yah mungkin saja, ataukah akal - akalan mereka, atau mungkin dugaanku yang salah" .

Ahhh...!
Dari pada memikirkan ini, lebih baik saya "berpikir" dan "berjuang" untuk esok hari mengenai rokok dan uang untuk bayar bon...

Semoga sesuatu yang datang dengan cara sembunyi-sembunyi dapat ditemukan obatnya agar Manusia di Bumi dapat normal kembali dan saya bisa bekerja lagi..

Terima kasih

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline