Lihat ke Halaman Asli

Chescko Chastilo

Pencinta puisi, suka membuat puisi.

Julita Nata

Diperbarui: 9 Juli 2021   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perempuan tegar kekasih hati Dominic

Namanya Julita Nata anak dari seorang perempuan Desa yang bernama Petronela Oka dan Ayahnya Bernadus Bhoka. Julita kecil tinggal bersama Ibunya dan sanak saudaranya di kampung terpencil yang bernama Detubapa masih satu wilayah dengan kampung besar Wolofeo dan termasuk dalam kecamatan Detusoko. Kab Ende Flores NTT.

Julita,begitu nama akrabnya tumbuh menjadi gadis desa yang cantik jelita bisa dikatakan dia adalah bunga desa di jamannya yang penuh dengan kesederhanaan dan asri serta lemah gemulai, membuat begitu banyak hati yang jatuh pada parasnya yang sederhana penuh makna cinta indah.

Pada suatu ketika Julita pergi berkunjung ke rumah salah satu saudaranya yang terletak di kampung Tendaleo kec. Welamosa. Saudaranya yang bernama Yosep manggo tinggal disana berserta istri dan anak-anaknya. Di sana Julita disambut penuh sukacita. Julita juga sering  diajak berpergian bersama ke ladang, berbelanja di pasar dan anak sungai sekedar mencuci perabotan rumah tangga dan pakaian.

Pagi itu Julita dan gadis gadis desa yang lain berangkat bersama menuju anak sungai untuk membersihkan cucian mereka. Di tempat inilah pertama kali Julita bertemu dengan Dominic yang kelak menjadi suaminya  

Mungkin sudah jodohnya atau memang takdir dari Tuhan. Melewati jalan yang begitu panjang akhirnya Julita dipersunting oleh Dominic sang kekasih hati dan cinta pertamanya itu .
Dari pernikahannya dengan Dominic Julita dikaruniai seorang Putra, mereka berdua menamainya Fransiskus Jala Bhoka dan mempunyai nama kecil yaitu Sisko.
Dengan kehadiran seorang putra bagi mereka sangatlah istimewa, membuat Dominic dan Julita terasa bahagia.

Rasanya bahagia baru saja  terasa, tragedi duka datang menghadang keluarga kecil Julita.  Dominic terserang penyakit yang tidak ada obatnya, sakit yang di alami oleh Dominic diluar nalar manusia, susah untuk dijelaskan.
Obat demi obat sudah diberikan dan dibuatkan oleh Julita demi kesembuhan Dominic, namun hasilnya tidak begitu membaik.

Pada malam ketibaannya dengan keadaan yang kurang menguntungkan dan sekarat  Dominic berkata dengan nada terbata-bata kepada istrinya Julita "Ine aku talo do ina" (Istriku saya sudah tidak tahan lagi ) "kau jaga sisko ana kita molo molo"( rawat anak kita sisko dengan baik ) " ma'e welu kai mesa ee Ine" (jangan tinggalkan dia sendiri)
"aku mo mbana gha Ine" ( saya mau pergi sudah sekarang) " akhirnya Dominic menghembuskan nafas terakhirnya dan pergi. Julita menatap wajah suaminya dengan diam, bibirnya seakan dikunci, tak bisa berkata apa apa hanya air mata yang berbicara dengan keadaan luka pedih yang Paling dalam

Sungguh duka yang begitu cepat, padahal bahagia baru saja mereka berdua rasakan. Dengan sedikit kecewa dan rasa duka yang begitu dalam. Julita kembali ke kampung halamannya yang berada di kec.Detusoko. Desa Detubapa dan menetap disana bersama ibu dan sanak saudaranya. Dengan kehadiran seorang putra, tawa lucu dari bayi mungil ini, Julita sejenak melupakan kepergian Dominic untuk selamanya dan  kembali tegar, semangat membesarkan buah cintanya itu penuh bahagia dan suka cita...

Sekian...

-chescko chastilo-

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline