Zaman megalitikum merupakan zaman yang biasa disebut dengan zaman batu besar. Pada zaman megalitikum ini manusia sudah memiliki tujuan atau fungsi yang jelas. Sehingga manusia sudah memiliki kepercayaan yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Hal tersebut bisa terjadi karena manusia sudah memiliki pengetahuan yang meningkat.
Yang dimana pada abad ini manusia menggunakan batu yang berukuran besar untuk kegiatan sehari-hari. Namun bangunan zaman megalitikum ini biasanya digunakan untuk keperluan upacara agama. Peninggalan dari zaman megalitikum memiliki beragam ukuran, dan bentuk. Bangunan- bangunan pada zaman megalitik ini menggunakan bahan dasar batu, yang dapat kita jumpai di beberapa daerah di Indonesia. Budaya megalitik ini diperikarakan sudah masuk ke Indonesia pada periode 2.500-1.500 SM yang dibawa oleh Bangsa Proto Melayu. Peninggalan zaman megalitikum yang ditemukan di Indonesia adalah:
Menhir
Sebuah tugu batu tegak yang biasanya ditaruh di tempat tertentu untuk memperingati orang yang sudah meninggal atau tanda tempat pemujaan arwah nenek moyang. Tugu ini ditemukan di Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Dolmen
Sebuah meja atau tempat sesaji yang digunakan untuk menyembah nenek moyang. Biasanya ada dolmen yang dibawahnya merupakan kuburan, karena dolmen juga digunakan sebagai penutup sarkofagus. Dolmen ditemukan di Pasemah, Sumatera Selatan, dan dolmen untuk menguburkan jenazah ditemukan di Bondowoso dan Merawan, Jawa Timur.
Kubur batu
Ini digunakan untuk menguburkan jenazah yang terbuat dari batu. Biasanya kubur batu digunakan untuk menguburkan jenazah ketua atau pimpinan daerah setempat. Kubur batu ini ditemukan di Bali, Wonosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa Tengah), dan Bondowoso (Jawa Timur).
Sarkofagus
Sarkofagus ini dibuat berdasarkan batu besar yang dilubangi sehingga bentuknya seperti lesung dan biasanya memiliki penutup yang juga terbuat dari batu. Di sarkofagus ini terdapat ukiran-ukiran berupa hewan, manusia yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Sarkofagus ini digunakan sebagai wadah untuk mengubur jenazah. Sarkofagus ini banyak ditemukan di Bali dan Bondowoso.
Punden berundak-undak