Lihat ke Halaman Asli

Maschun Sofwan

Blog : Aleniasenja.com | IG : @maschunsofwan | Youtube : Maschun Sofwan

Pria Penenun Malam

Diperbarui: 29 April 2018   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Separuh malam berlalu, terlihat seorang pria jelek duduk sepi dengan memasang muka serius, dingin tanpa ekspresi menatap layar notebook mungilnya dengan penuh rasa.

Di dekatnya, Terlihat jelas secangkir kopi yang sudah dingin ditiup angin menemaninya. Entah apa yang ia lakukan, sepertinya tak tampak melakukan hal yang hebat atau pun berbuat jahat, yang terlihat seekali ia mengadahkan mukanya kea rah langit, sepertinya ia sedang menenun malam dengan kata-kata menjadi kalimat dalam sebuah tulisan.

Aku mencoba mencari tau siapa dia sebenarnya?, tanpa basa-basi, diri dan hati ini bertanya galau mendekati pria itu. Walah!, ternyata orang itu diriku sendiri yang begitu sering menghabiskan malam dengan duduk terpaku dengan posisi sama, berkawan angin malam, notebook jelekku untuk diajak konsultasi tentang apa yang ingin aku pikirkan tentang siang."

Aku sendiri sebenarnya kurang paham tentang apa yang terjadi  dalam diriku ini. Aku ini seakan hidup seperti amoeba saja, membelah diri ketika malam menyelimuti bumi ini. Kok bisa seperti itu?, Iya, Dimana setiap malam aku begitu sering bicara dengan pikiranku sendiri, seakan akan memilki kembaran yang tak kasat mata tapi nyata bagiku.

Aku seperti berkata jika itu halusinasiku saja, atau sejenis kaum pendusta Tuhan yang menggodaku untuk melupakan kodratku sebagai hamba-NYA. Tapi tidak juga, Aku baik-baik saja, dan juga tidak sedang bermimpi jika aku memiliki bayangan selain jiwaku sendiri.

Jika itu memang halusinasiku saja, kenapa aku begitu sering terlena dengan apa yang pikirku katakan kepadaku?. Atau, Ia selalu menjawab apa yang aku maksud dan apa yang aku bayangkan saat itu, Bukanlah aku juga harus percaya dengan hal gaib seperti ayat yang tertera dalam kitab suci Tuhanku?, Jika iya, berarti aku tak salah dong!.

Aku sadar, bahkan sangat, dan aku bukan orang gila atau tak waras. Hal yang membuktikan jka aku  masih waras, dimana aku masih bisa menulis seperti saat ini, berarti itu menandakan jika aku ini tidak gila. Jika aku berkata seperti itu tentang diriku sendiri, itu hanya perasaanku saja mungkin, dan tak usah dibahas lah ya!.

Aku berkata seperti itu mungkin juga karena aku merasa tak ada orang yang ingin aku ajak bicara, tak ada tempat lagi yang dapat aku jadikan lahan untuk menyampaikan apa yang sedang terjadi pada diriku. Ya, jadi wajar saja jika aku sampaikan saja kepada malam. karena aku pikir, malam lebih tenang dalam menanggapi apa yang ingin aku sampaikan dan ingin aku katakan sepuas hati.

Buktinya saja ketika aku bicara sendiri saat ini, Malam tak pernah protes tentang apa keinginananku, Malam tak pernah protes tentang apa yang aku cita-citakan, ia selalu tenang dan hening saja. Tak menjawab bahkan tersenyum juga tidak, apakah ia sudah bosan kali ya dengar perkataanku yang itu-itu saja, atau memang sudah akunya saja memang kurang waras, malam gue ajak ngomong, stress gue!.

Tapi tak apalah, yang pastinya aku lebih menyukai malam ketimbang siang. Kok bisa?, ya bisalah, karena malam tidak seperti siang, dimana saat aku berjalan saja, ia sudah marah dengan memberiku terik. Baru bersuara sedikit saja aku di bilang bising, baru punya sedikit uang saja, aku sudah di bilang sombong, dan baru beli smartphone baru saja, sudah di bilang pamer, Baru punya pacar cantik saja sudah nggak mau nengor, dan apalah itu, pusing mikirinnya.

Tegakan siang sama gue!, Makanya aku lebih suka malam untuk diajak bicara. Aku lebih suka malam untuk diajak berdebat, karena malam selalu berkata iya dan iya kepadaku tanpa ada protes.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline