Lihat ke Halaman Asli

Chepno Jr

Komunitas literasi menulis

Cerita Danau Sentani

Diperbarui: 17 September 2024   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 gambar danau sentani

                                                                                                                       puisi/cerita

engkau adalah cendrawasihku, tetapi memangilmu sebagai garuda.....

engkau adalah merpatiku, tetapi memanggilmu elang.....

hai cendrawasihku, aku sangat mencintaimu, dalam mimpiku selalu tertambar di wajahku, engkau adalah merpatiku, yang selalu bersinar dan menerangi dalam dadaku, engkaulah yang selalu meneranggi dan menghibur dalam kesepianku, aku sangat mencintai dan menyayangimu, wahaii cendrawasihku tidak lupa aku selalu mendoakanmu di sepanjang pagi sampai dengan malam, dalam doaku aku selalu menitipkan namamu kepada tuhan, engkau sangat cantik dan manis di dunia ini, dan aku tak akan melupakan kebaikanmu, kebaikanmu aku akan menjadikan kebahagiaanku.

haii...merpatiku aku sangat mencintaimu dengan batinku begitu ikhlas, aku tidak lupa kebaikanmu yang menerangi dalam hidupku, aku dalam kegelapan engkaulah yang menerangiku sepanjang jalan yang berjalan, engkau adalah jalan hidupku dan engkau adalah menjadi lilin bagiku, aku sangat bersyukur atas kebaikanmu di dunia ini.

di malam hari begitu gelap yang datang menutupi mataku, tetapi engkau selalu menjadi bintang di langit, sebelum engkau datang menerangi di depan wajahku, doaku tak disiakan.

dalam mimpiku aku melihat engkau seperti malaikat, tapi dunia melihat engkau seperti iblis, janjiku aku akan jadi mata dunia dan melihat engkau seperti malaikat, engkaulah yang jadi matahari bagi dunia ini, di malam hari engkau jadi bulan bintang dan di pagi hari engkaulah menjadi matahari dan bersinar di seluruh dunia.

aku pergi dan memikirkan tentang angin yang meniup dari danau sentani, tiupan angin yang datang dari danau sangat kenjang dan menikmati, engkau datang berlayar di atas danau sentani, dan menemaniku dengan ombak danau yang bergoyang, aku melihat perahu yang menajung diatas danau sentani, itulah bukan engkau, tetapi engkau adalah angin yang datang meniup didalam telingaku.

aku berjalan kaki menuju kalkote untuk melihat danau sentani, dalam berjalananku engkau menjadi motor dan mengantarkanku di tempat, kebaikanmu akan tak pernah lupa untuk mencintainya, aku melihat engkau seperti ikan yang belayar di bawah permukaan danau sentani, ikan membawa ombak laut yang begitu kenjang melampiaskan dadaku, tetapi ombak dari danau sentani menjadi tempok depan dadaku.

sekalipun kamu begitu tetapi aku sangat mencintaimu dengan batinku, aku akan selalu jaga dan melindungimu sampai selamanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline