Lihat ke Halaman Asli

Chep Hadad

Penulis Pribadi

Hubungan Antara Fenomena Disruption dengan Perilaku Konsumerisme di Abad 21

Diperbarui: 1 Juni 2020   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Some people don't like change, but you need to embrace change if the alternative is disaster. - Ellon Musk

Revolusi industri dipahami dalam skala alat pemintal yang mulai bekerja ditenagai oleh mesin uap saja. Padahal sejatinya dalam studi sejarah mengenai perkembangan teknologi atau disebut dengan istilah otokatalitik, yakni perkembangan teknologi untuk mempercepat suatu pekerjaan agar lebih cepat dan cepat lagi.

Otokatalitik dibangun dengan narasi ketika ditemukanya alat perkakas di zaman batu, para nenek moyang memipihkan batu-batu menjadi sisi yang ramping dan tajam untuk mengupas kulit buah sampai cukup kuat untuk membelah satu buah kelapa.

Zaman kemudian berlanjut kepada penemuan alat dari logam, dikenal sebagai zaman perunggu saat itu. Alat-alat yang sebelumnya digunakan dari sebuah batu kini mulai mengalami proses rumit dimulai pencarian bijih besi, peleburan, pendinginan hingga pembentukan alat perkakas. Kemudian ke zaman abad pertengahan ditemukannya kincir angin, kincir air, kereta kuda sampai Revolusi Industri.

Tak cukup tentunya membahas sejarah Panjang perkembangan teknologi dan kemajuan peradaban umat manusia dalam tulisan singkat ini.

Hakikatnya, tanpa terjadi revolusi kognitif terhadap homo sapiens sekitar puluhan ribu tahun lalu kemungkinan tidak akan terjadi pula perkembangan teknologi.

Kecerdasan yang meningkat nenek moyang homo sapiens kita mengalahkan saudaranya homo Neanderthal dari muka bumi. Menemukan alat-alat baru bukanlah keahlian mereka yang kuat dalam kekuatan otot-otot demi bertahan hidup, tapi peran mereka yang menggunakan kekuatan pikiran serta akal nya demi keberlangsungan hidup dimasa depan.

Alhasil dari semua prediksi keberlangsungan hidup masa depan Ketika nenek moyang kita terus berinovasi menemukan hal-hal baru menjadikan abad 20 sampai abad 21 sulit untuk ditebak. Perkembangan teknologi tidak dapat dipandangan dalam kacamata yang melihat bahwa suatu inovasi dianggap sebagai hal baru dan nyata dapat disentuh untuk digunakan. Peradaban itu telah berlalu, kini menghadapi suatu peradaban rumit serta bergerak cepat.

Peradaban digital dalam masa Revolusi Industri 4.0 saat ini dimana kita hidup sebelumnya tidak dapat dibayangkan oleh siapapun.

Siapa sangka di awal abad 19 seorang pria remaja Bandung yang sedang jatuh cinta kiranya ia membayangkan dapat berkomunikasi dengan wanita cantik dicintainya yang tinggal jauh ditimur pulau Nusa Tenggara Timur melalui alat segenggam tangan ?

pada saat itu ia hanya bisa membayangkan wanita tersebut dari selembar foto hitam putih sedikit luntur terkena minyak dari lampu kamarnya. Mungkin, orang yang hidup pada saat itu hanya mengharapkan surat untuk berkomunikasi jarak jauh, dan besar keinginan mereka untuk mencari cara bagaimana untuk dapat berkomunikasi tanpa menunggu surat-surat balasan mereka tiba dalam 1-3 hari, karena biasanya surat balasan sampai kepadanya dalam waktu 10 hingga 15 hari paling cepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline