Meski tidak terlalu besar, RPTRA Baung ternyata mampu menjadi wadah kebutuhan warga kami serta menjadi ruang publik yang nyaman dan aman untuk anak-anak bermain.
Kemarin, 19 April 2017 kemarin, setelah mencobos pilkada Gubernur DKI, bersama dua kurcaci –Ayya dan Athira (Mpao) – saya mengunjungi RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Baung, yang letaknya tidak jauh dari kediaman kami. Sejak awal diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Basuki Cahaya Purnama (Ahok) pada 23 Februari 2017 lalu, saya memang belum pernah sekali pun menginjakkan kaki di situ. Padahal penasaran! So, jadilah … sejak pagi saya sudah wanti-wanti ke Ayya. “Nanti habis nyoblos kita main ke taman ya.”
Dari jalan utama di seberang Apartemen Kebagusan City, kami masuk ke Jalan Baung III. Sekitar 50 meter dari situ, letaknya paling ujung dari rumah-rumah penduduk atau tepatnya di Jl. Baung III, RT.4/RW.2, Kebagusan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12520, RPTRA Baung dibangun Pemrov DKI berkat dana corporate social responsibility (CSR) PT Neste Indonesia di atas tanah seluas 1.800 meter persegi. Menurut Pak Basuki, seperti dilansir harian Warta Kota (23/2/2017) RPTRA dibangun selain dapat dijadikan tempat silaturahim antarwarga, saling mengenal dan saling peduli kepada sesama, termasuk kaum disabilitas karena tiap RPTRA dibangun ramah untuk para penyandang disabilitas.
"Kita ingin berbagi karena RPTRA ini tempat kumpul keluarga. Jadi anaknya bisa bermain, orang tuanya bisa berjalan- jalan di sini dan berinteraksi dengan tetangganya. Saya sangat bangga dan terimakasih kepada ibu-ibu PKK, betul-betul punya hati ngurusin orang," tutur Ahok (BeritaSatu.Com, 23/2/2017). Beliau menambahkan, agar tempat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai taman bermain anak-anak.
Begitu tiba, hmmm … ternyata keren juga RPTRA-nya. “Waaah … bagus Maaa …,” kata Mpao terkagum-kagum. Dia langsung berlari ke areal permainan yang ada di situ. Menurut saya, meski tempat ini nggak terlalu besar. Tapi cukup bagus dan lengkap untuk areal bermain anak, juga olahraga.
Saya melihat ada beberapa anak yang bermain futsal di lapangan yang juga berfungsi sebagai lapangan basket. Ada teras bertingkat untuk tempat duduk penonton. Area refleksi, area bermain untuk anak. amphi teathre, jogging track dan sejumlah permainan anak. Bahkan untuk ayunan pun sangat diperhatikan. Jika untuk anak di usia di bawah 3 tahun, ayunannya diberi pengaman di tempat duduk anak agar tidak terjatuh saat bermain.
Tidak heran sih! Lantaran semua alat permainan yang dipasang di RPTRA berstandar internasional. Ahok ingin anak-anak yang bermain di RPTRA bangga karena mainan yang mereka mainkan sama dengan yang dimainkan anak-anak Eropa yang terjamin keamanan dan kesehatannya. Pantas saja Mpao – meski usianya baru menjelang 3 tahun – tidak henti berdecak kagum. “Wah … bagusssss maaa … bagussss ….” katanya berkali-kali. Lalu sibuk lompat menginjak angka atau memanjat tali.
“Asyik juga ya Ma, main ke sini,” kata Ayya.
“Iyalah. Kalau jogging nggak mau jauh-jauh, ya di sini aja,” kata saya.
Kami juga melihat beberapa anak perempuan yang sedang berlatih menari Saman di ruang Serba Guna. Semangat banget. Tempatnya juga bersih dan terawat rapi. Sementara Ayya dan Mpao bermain di arena permainan, saya keliling tempat itu. Ternyata ada juga ruang perpustakaan, kantor pengelola, ruang Bina Keluarga Lansia (BKL), ruang laktasi, PKK Mart, pantry, gudang, toilet difabel, dan toilet umum. Juga Taman Hatinya PKK dan taman hidroponik. Saya berdecak kagum. Pantas saja Pak RW sekarang kalau mengundang rapat warga tidak pernah lagi di masjid. “ Udah deh … di RPTRA aja,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Bukan hanya pertemuan antarwarga, kegiatan Posyandu sekarang juga dialihkan di sini. Bahkan setiap Selasa dan Sabtu, para Ibu biasanya berkumpul untuk senam atau aerobic. “Ikut aja, Ma …,” kata Dini, tetangga saya, yang ikutan memanggil saya Mama (hehe) . “Nanti kalau mau, saya jemput.”