Lihat ke Halaman Asli

Kurangnya Edukasi Seksual pada Lembaga Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 15 Agustus 2024   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kurangnya Edukasi Seksual Pada Lembaga Pendidikan Indonesia                 


            Edukasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga disebut dengan pendidikan, yang artinya proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Yang berarti edukasi seharusnya memberikan pengajaran yang bermanfaat dan berguna kepada orang--orang terutama pada kaum pelajar. Dalam pendidikan Indonesia sendiri dapat dilihat bahwa salah satu edukasi yang jarang dijumpai di sekolah adalah edukasi seksual dikarenakan edukasi seksual masih dianggap sebagai suatu hal yang tabu dan tak pantas untuk dibicarakan karena dianggap kotor. Padahal edukasi seksual sangat penting terlebih lagi untuk anak-anak dan remaja yang sedang mengalami perubahan seksual pada diri mereka.

            Dengan kurangnya edukasi seksual dalam lembaga pendidikan akan menyebabkan berbagai dampak sebagai berikut seperti tidak mengetahui batasan seksual antar lawan jenis, menganggap pertemuan antar organ intim hanya sekedar kontak kulit biasa tanpa mengetahui resikonya, kehamilan usia dini, binggung akan perubahan yang terjadi pada dirinya, kecanduan akan pornografi dan masih banyak lagi. Ada beberapa alasan yang membuat edukasi seksual jarang dijumpai disekolah dikarenakan takut memberikan dampak negatif jika pendidikan seksual di sekolah diadakan, diantaranya adalah : materi yang disampaikan membuat pemahaman justru ke arah yang salah dan jika tidak diajarkan dengan benar dapat menjadi masalah ejekan dan menjadi sesuatu yang selalu mengalihkan perhatian seluruh kelas. Padahal edukasi seksual memberikan banyak dampak positif seperti anak-anak memahami perubahan yang terjadi pada diri mereka, mengurangi kehamilan dini, mengetahui batasan seksual antar lawan jenis dan banyak lagi.

            Menurut survei yang ada Indonesia tidak memiliki kebijakan nasional tentang pendidikan seks, dan topik ini sering dianggap tabu atau kontroversial. Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2019 menemukan bahwa 65% remaja Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan aktivitas seksual apa pun (abstain primer) dan 81,6% mengatakan bahwa mereka membutuhkan pendidikan seks dengan metode offline (tatap muka). Dikarenakan media online yang ada tidak menjelaskan secara menyeluruh. Program pendidikan seks di Indonesia sendiri lebih menekankan pada potensi konsekuensi negatif dari seks pranikah, seperti HIV/AIDS, kehamilan remaja, dan tekanan emosional bukan edukasi seksual itu sendiri seperti bagaimana mengatasi saat seseorang merasa bergairah dan lainnya. Oleh karena itu masyarakat dan pemerintah harus memberikan edukasi secara menyeluruh dengan pengajaran yang tepat sehingga orang-orang terutama pelajar tidak menganggap edukasi seksual sebagai hal yang tabu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline