Pada tanggal 30-31 Oktober, Sekolah Menengah Atas Ekayana Dharma Budhi Bhakti, Jakarta mengadakan sebuah acara Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dan English Camp yang diikuti oleh seluruh jenjang.
LDKS atau Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa menjadi salah satu bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan visi yang jelas, yakni melatih kemandirian para peserta didik, bekerja dalam tim (nilai kolaborasi), bertanggung jawab dengan diri sendiri, dan berpikir kritis dalam bermain ataupun menyelesaikan tantangan-tantangan yang diberikan. LDKS pada awalnya hanya tertuju untuk calon pengurus Organisasi Siswa (OSIS), namun, hal tersebut kemudian diubah oleh kepala sekolah SMA EDBB, Bapak Dr. Y.L. Sunardiono, S.S.,M.M.,M.Pd. saat orientasi, "LDKS di masa kini tidak hanya tertuju pada calon pengurus OSIS saja, ketangguhan dan nilai-nilai sosial lainnya yang dapat diperoleh dari seluruh rangkaian acara harus dirasakan dan dimiliki oleh setiap peserta didik. Jadi, tidak hanya OSIS saja yang harus memiliki ketangguhan, semuanya harus," ungkap Bapak Sunar dalam sambutannya. LDKS menjadi salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak sekolah setiap tahunnya.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan selama masa LDKS berlangsung berupa:
1. Sambutan Kepala Sekolah, Bapak Dr. Y.L. Sunardiono, S.S.,M.M.,M.Pd. dengan pengenalan terkait LDKS dan English Camp secara teoritis
2. Latihan Peraturan Baris-berbaris (PBB) yang dipimpin oleh para guru dan diikuti oleh peserta didik
3. Fun Games (oper baju, tarik tambang, dan voli balon air) yang memberikan pesan moral berupa kolaborasi dengan orang lain, ketangguhan dalam bertahan, berpikir kreatif untuk menyelesaikan permainan dan mengatur strategi permainan, dan sebagai salah satu media hiburan
4. Materi Kepemimpinan oleh Kepala Sekolah, Bapak Dr. Y.L. Sunardiono, S.S.,M.M.,M.Pd. terkait dengan pentingnya latihan ini terhadap pengembangan karakter dan keterampilan (skills) dalam kehidupan sehari-hari
5. Pembuatan Yel-yel dan performa yel-yel saat api unggun, kegiatan ini memiliki tujuan melatih kreativitas yang dilakukan dalam sebuah tim. Pembuatan yel-yel tidak hanya sekadar bersuara, lebih dari itu melatih individu dalam berkomunikasi, menyampaikan opini, dan mengekspresikan diri dalam sebuah tim
6. Kegiatan puncak berada pada Jurit Malam yang disiapkan oleh para panitia. Kegiatan jurit malam menjadi titik puncak dari seluruh rangkaian kegiatan. Jurit Malam dimulai pukul 12.30 dini hari sampai 03.00 dini hari. Para peserta didik akan melewati 7 pos yang berisikan tantangan, perjalanan penuh pertanyaan, dan kejutan (jumpscare) oleh para talent. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih keberanian, ketangguhan, kolaborasi, dan ketenangan. Kegiatan ini juga melatih peserta didik untuk bernalar kritis dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh setiap penjaga pos. Sebagai contoh, pos 2 memberikan tantangan berupa pertanyaan pengetahuan dan memecahkan kode morse yang diberikan. Peserta didik harus mencari daftar kode morse yang disembunyikan di tanah ataupun dedaunan agar dapat memecahkan soal.