Lihat ke Halaman Asli

Peran Komunikasi di Era Digitalisasi yang Akan Datang: Teknologi Baru dan Dampak Kecerdasan Buatan

Diperbarui: 5 Desember 2024   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunikasi di Era Digital(Sumber: Pinterest)

Komunikasi telah lama menjadi bagian dari kehidupan manusia, dan seiring berjalannya waktu, ia terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi. Era digitalisasi yang semakin canggih kini sekarang membawa perubahan besar, tidak hanya dalam cara kita berkomunikasi, tetapi juga dalam cara kita bekerja, berinteraksi, membangun hubungan sosial dan sebagainya. Dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI) yang semakin merajalela, pertanyaan yang muncul adalah: bagaimana komunikasi akan berkembang di masa depan, terutama dengan dominasi teknologi baru seperti AI?

Transformasi Komunikasi di Era Digital
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, komunikasi digital telah menggantikan sebagian besar bentuk komunikasi tradisional. Dari penggunaan surat, telepon, hingga bertatap muka, kita kini lebih sering bergantung pada aplikasi pesan instan, email, dan media sosial untuk berinteraksi. Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan oleh teknologi digital telah mengubah cara kita berkomunikasi, memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan siapa pun, di mana pun, tanpa batasan waktu dan jarak.
Dalam beberapa tahun terakhir, komunikasi visual melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube juga semakin populer. Format ini memungkinkan penyampaian pesan yang lebih cepat dan kreatif, sering kali lebih mudah dipahami oleh khalayak luas. Dengan meningkatnya penggunaan media sosial dan berbagai platform digital, cara kita mengonsumsi informasi, berinteraksi dengan sesama, dan menyampaikan pendapat semakin menjadi lebih visual dan interaktif.

Peran Kecerdasan Buatan dalam Komunikasi Masa Depan
Kecerdasan buatan (AI) adalah salah satu teknologi yang diperkirakan akan memberikan dampak besar terhadap perkembangan komunikasi. Saat ini, kita sudah mulai melihat aplikasi AI dalam berbagai aspek kehidupan, seperti chatbot untuk layanan pelanggan, asisten virtual seperti Siri dan Google Assistant, serta algoritma yang membantu personalisasi iklan atau rekomendasi konten. Namun, dalam beberapa tahun mendatang, kemampuan AI dalam komunikasi diprediksi akan semakin canggih dan meluas.
Salah satu contoh paling nyata adalah penggunaan natural language processing (NLP), yang memungkinkan mesin untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia dengan cara yang lebih alami. Teknologi ini dapat mempercepat proses komunikasi dan meningkatkan pengalaman pengguna, baik itu dalam bentuk percakapan dengan chatbot atau dalam interaksi virtual yang lebih kompleks.
AI juga dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas komunikasi di tempat kerja. Misalnya, aplikasi berbasis AI dapat membantu memfasilitasi rapat virtual dengan menerjemahkan percakapan secara otomatis ke dalam berbagai bahasa, atau menganalisis data percakapan untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang cara tim berkomunikasi dan berkolaborasi.
Namun, meskipun AI menawarkan banyak potensi, ada juga tantangan terkait dengan implementasinya dalam komunikasi. Salah satu tantangan utama adalah menjaga aspek manusiawi dalam komunikasi. AI, meskipun pintar, masih belum dapat meniru emosi dan empati yang dimiliki manusia dalam berkomunikasi serta terkadang AI seperti chatbot masih kurang memberi informasi yang salah atau tidak relevan dan juga terkadang memberi jawaban yang kurang puas bagi penggunanya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan AI dan interaksi manusia yang lebih personal serta sebagai manusia kita perlu berusaha berpikir kritis atau lebih luas karena saya yakin kita manusia bisa lebih pintar dari AI.

Pengaruh Teknologi Baru terhadap Interaksi Sosial
Dengan berkembangnya teknologi baru seperti 5G, augmented reality (AR), dan virtual reality (VR), komunikasi di masa depan akan semakin menarik perhatian dan interaktif. Teknologi ini dapat menciptakan pengalaman komunikasi yang lebih nyata dan mendalam, memungkinkan individu untuk merasakan interaksi yang seolah-olah terjadi secara fisik, meskipun sebenarnya mereka berada di tempat yang berbeda. Misalnya, dalam dunia pendidikan, VR dapat memungkinkan pengalaman belajar yang lebih interaktif, di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dalam ruang virtual yang sama, meskipun jarak mereka berjauhan.
Begitu juga dengan teknologi 5G yang menawarkan kecepatan internet lebih cepat dan latensi lebih rendah, yang akan memungkinkan komunikasi real-time dengan kualitas lebih tinggi, baik untuk video call, konferensi virtual, atau bahkan komunikasi di dunia virtual.
Namun, meskipun teknologi ini menawarkan potensi yang luar biasa, ia juga membawa tantangan baru, terutama dalam hal privasi dan keamanan data. Penggunaan teknologi canggih seperti AR dan VR akan membutuhkan pengumpulan data pribadi yang lebih besar, yang bisa menimbulkan risiko pelanggaran privasi jika tidak diatur dengan baik.

Komunikasi di Era AI: Apakah Akan Berkembang atau Terancam?
Pertanyaan penting yang sering muncul di tengah pesatnya perkembangan AI adalah apakah komunikasi akan berkembang atau terancam dengan adanya gempuran teknologi ini. Di satu sisi, AI berpotensi memperkaya komunikasi, memfasilitasi interaksi yang lebih cepat, dan bahkan memungkinkan personalisasi komunikasi yang lebih dalam seperti penerjemah bahasa real-time, chatbot dan asisten virtual, membantu meningkatkan efesiensi dalam komunikasi bisnis serta penyaringan dan moderasi konten . Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa dengan semakin canggihnya teknologi, komunikasi manusia yang secara langsung dapat terancam tergantikan oleh interaksi dengan menggunakan media seperti instagram, whattsup, zoom, serta komunikasi teknologi hologram.
Salah satu dampaknya adalah kemungkinan hilangnya kedalaman komunikasi emosional. AI mungkin dapat merespons secara cepat dan tepat, tetapi masih sulit untuk menggantikan interaksi manusia yang kaya akan empati, perasaan, dan konteks sosial. Oleh karena itu, meskipun teknologi akan terus berkembang, komunikasi di masa depan akan tetap membutuhkan sentuhan manusiawi yang tak bisa digantikan oleh mesin.
Selain itu, perkembangan AI juga dapat menciptakan jurang pemisah antara mereka yang memiliki akses ke teknologi terbaru dan mereka yang tidak. Hal ini dapat memengaruhi kualitas komunikasi antar individu dan kelompok dalam masyarakat, terutama jika sebagian besar orang tidak memiliki keterampilan atau akses untuk memanfaatkan teknologi ini dengan maksimal.

Kesimpulan
Komunikasi di era digitalisasi yang akan datang akan semakin dipengaruhi oleh teknologi baru, terutama dengan kemajuan kecerdasan buatan. AI berpotensi mempercepat dan meningkatkan proses komunikasi, tetapi juga membawa tantangan dalam hal menjaga komunikasi manusia yang autentik dan bermakna. Dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan perubahan teknologi, kita perlu menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi canggih dan pentingnya interaksi  manusiawi.
Teknologi seperti AI, AR, VR, dan 5G akan memberikan banyak peluang untuk memperkaya cara kita berkomunikasi, tetapi kita juga harus waspada terhadap dampak negatifnya, seperti hilangnya kedalaman emosional dalam komunikasi dan masalah privasi. Oleh karena itu, komunikasi di masa depan harus memadukan kecanggihan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan serta kolaborasi dan inovasi adalah jalan terbaik agar tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat global yang semakin terhubung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline