Di dalam kehidupan yang terus berjalan, ada pikiran yang jarang sekali beristirahat. Bukan karena tak tahu kapan waktu akan datangnya, tapi tuntutan dunia kerap kali membuat pikiran ini enggan dengan kata rehat. Dalam beberapa kalimat opini ini, marilah kita berhenti sejenak.
Merefleksikan diri untuk berpikir, sebenarnya bagaimana jalannya permasalahan yang ada di muka bumi ini. Kita adalah hamba Allah dengan segala kekurangannya. Kita lemah selemah-lemahnya dihadapannya. Jika kita tidak bergantung padanya, lantas kepada siapa kita dapat bergantung? Namun Allah maha baik. Buktinya, kita diberi pedoman Al-Qur'an dan hadis untuk menjalankan kehidupan dunia. Dan di sini mari kita berdiskusi, tentang dunia dan pedoman dari Allah SWT.
Bisa kita sepakati bersama, bahwa menjalankan kehidupan dunia ini penuh dengan berbagai macam masalah. Terkadang, belum selesai masalah satu sudah datang saja masalah kedua. Sering kali kita merasa keberatan terhadap masalah yang datang pada kita. Entah itu masalah tentang hukum, masalah yang melibatkan perasaan, dan berbagai masalah lainnya. Padahal Allah, tidak pernah menguji hambanya di luar batas kemampuan hamba tersebut.
1. Segala hukum di dunia ini, bermuara Kembali pada Al-Qur'an dan hadis
Setelah menempuh pendidikan di pondok, saya menyadari ternyata segala dasar atau hukum yang ada di dunia ini berasal dari Al-Qur'an dan hadis. Andaikata, pembuat dasar atau hukum tersebut merasa dalam membuatnya tidak berdasarkan Al-Qur'an dan hadis, maka setidaknya hukum tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadis.
Saya ambil contoh hukum tentang ETIKA. Kita tahu hukum tentang ETIKA ini ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis. Tergantung dimana lingkungannya. Jika di dalam sekolah, terkadang kita sering menjumpai peraturan tertulis tentang ETIKA seorang siswa. Dan perlu kita ketahui bersama, bahwa sebenarnya, hukum ETIKA ini sudah ada di dalam Al-Qur'an dan hadis. Seperti ETIKA sebelum dan sesudah makan, perintah untuk hormat kepada yang lebih tua, dan lain sebagainya.
Saya ambil contoh lagi tentang hukum PENDIDIKAN. Di dalam Al-Qur'an dan hadis dijelaskan tentang bagaimana cara mendidik anak untuk mengerjakan solat. Anak sebaiknya dikenalkan untuk solat sejak usia dini. Apabila ketika dia sampai berusia 10 tahun masih malas untuk mengerjakan solat, maka nabi memperbolehkan untuk mencambuk anak tersebut. Contoh lagi seperti langit ketujuh. Di dalam Al-Qur'an dan hadis dijelaskan bahwa yang memikul aresnya Allah adalah malaikat Allah.
Belum ada penjelasan secara ilmiah tentang ares Allah tersebut. Hal ini berlaku juga dengan bulan sabit yang terbelah, air tawar dan air laut yang tidak terpisah, laut merah yang terbelah, dan masih banyak lagi. Terkadang, semua hal yang ada di dunia ini tidak dapat dibuktikan secara saintifik karena kuasa Allah yang begitu besarnya sehingga membuat kita tidak mampu membuktikannya dan cukup percaya saja akan kuasanya.
2. Masalah gundah dalam hati tetap kembali pada Al-Qur'an dan hadis
Seperti intro di awal opini ini, masalah datang silih berganti. Kita merasa terbebani dan merasa kadang tidak tidak kuat akan masalah tersebut. Padahal, Allah SWT tidak akan mencoba suatu hamba di luar batas kemampuannya. Memang, semua manusia tidak dapat disamaratakan. Namun, kita sebagai umat muslim mempunyai panutan yaitu utusan Allah sebagai suri teladan kita.
Jika kita merasa sangat berat dengan ujian yang kita alami, coba ingat ujian yang dialami nabi Ibrahim. Ketika itu dia diutus untuk menyembelih anaknya Bernama Ismail. Ayah mana yang tidak sedih jika berada di posisi nabi Ibrahim. Namun karena ketaatan dan kesabaran mereka, akhirnya Allah tidak jadi mengutus menyembelih nabi Ibrahim namun digantikan dengan menyembelih hewan kurban.