Hari ini viral di medsos, bahkan sudah masuk dalam berita Televisi TV one, di Selangor Malaysia, diketemukan kantongan plastik surat suara Pemilu yang sudah dicoblos. Diduga ratusan ribu surat suara sudah dicoblos, untuk Pilpres dan Pileg.
Dari video yang beredar, bahwa sebagian besar surat suara yang dicoblos tersebut untuk Paslon 01, dan Pileg, untuk partai Nasdem, dengan caleg anak pejabat negara yang bertugas di Malaysia.
Persoalan sudah di Panwaslu Malaysia, untuk dilaporkan ke Bawaslu Pusat. Pihak TV One, sudah menghubungi KPU untuk konfirmasi, tetapi belum bisa memberikan informasi yang pasti.
Selama ini, kita dicekoki berita, bahwa kecurigaan atas terjadinya Pemilu curang hanya halusinasi saja. Para elite politik menyatakan terutama pihak TKN 01, bahwa tidak baik curiga kepada KPU. Sebab sudah lengkap institusi yang melakukan kontrol jika ada penyimpangan. Ada Bawaslu, ada saksi-saksi dari masing-masing partai, ada Polisi, LSM dan sebagainya.
Masyarakat bertanya, kenapa pihak TKN 01 yang menjamin dan membela bahwa KPU akan bekerja dengan profesional, tidak ada kecurangan, dan perbuatan miring lainnya. Kekhawatiran yang paling tinggi tensinya adalah dari BPN 02, dan para relawan yang mengkhawatirkan kecurangan yang dilakukan secara masif, sistemik dan terstruktur oleh mereka-mereka yang punya akses kekuasaan terhadap otoritas penyelenggaraan Pemilu.
Ada logika yang tidak nyambung dalam persoalan "kecurangan" Pemilu kali ini, yang diduga karena "tidak independen"nya KPU. Kalau memang ada kecurangan, tentu kedua Tim TKN dan BPN akan bersama-sama mengajukan protes kepada KPU. Seperti misalnya terkait DPT sebanyak 17,5 juta, yang menurut Fahri Hamzah merupakan DPT yang fiktif atau double data. Sampai hari ini belum ada klarifikasi yang tuntas terkait 17,5 juta DPT tersebut dari pihak KPU. Seharusnya yang ribut soal 17,5 juta DPT tentu kedua Tim Ses, tetapi kenapa pihak TKN tidak tertarik untuk mempersoalkannya.
Sampai hari ini, sebagian besar rakyat masih dalam posisi percaya penuh dengan KPU, apalagi sikap KPU yang tegas terkait kasus OSO yang dimenangkan PTUN, tetapi dilawan KPU dengan tegas. Masyarakat banyak juga menghargai langkah Prof Mahfud MD, yang mendatangi KPU dan mendukung KPU untuk terus bekerja secara profesional.
Sore ini, terjadi turbulensi atas kepercayaan rakyat tersebut, dengan ditemukannya surat suara yang akan dikirim via pos, sudah dicoblos, di Selangor Malaysia. Hal tersebut dibenarkan oleh Ibu Yazza Azzahra Ketua Panwaslu Malaysia, yang menemukan berkarung-karung surat suara tersebut di gudang kosong di Selangor Malaysia.
Bahkan di lokasi lain, ditayangkan beberapa Ibu-Ibu sedang mencoblos, dan mereka mengaku mendapat upah 50 sent untuk setiap surat suara. Pada saat Ibu Yazza datang ke lokasi tersebut, Ibu-Ibu yang mencoblos secara ilegal sudah melarikan diri.
Tsunami Pemilu
TV One dengan bertubi-tubi menyiarkan berita tentang ditemukannya surat suara yang telah dicoblos untuk Paslon tertentu (01), dan pileg seseorang calon dari partai Nasdem. Akurasi berita tidak diragukan lagi karena dibenarkan oleh Ketua Panwaslu Malaysia pada sore hari ini.